Sabtu, 21 Oktober 2017

[hari ke-dua] Visit Medan 2010 Horas!!! serta Lakei Tuba

[hari ke-2] Visit Medan 2010 Horas!!! & Lakei Tuba

17 april 2010

Hufff, sesudah malam yang dingin, akhirnya, subuh hari ini Medan menyambut kedatangan Kami. Tapi, tidak muncul sebenarnya betul-betul sebuah penyambutan buat Kami. Shubuh hari dalam Medan sama mirip dalam Aceh : Azan tetap berkumandang, & jamaah tetap hanya 2 baris. 1 baris buat manula & baris kedua diisi oleh Aku yang terlambat masuk & seseorang bocah kurus berpakaian koko & shalatnya terkantuk-kantuk.  Selain itu, masih saja sama buat cara shalatnya, 2 rakaat, ya iyalah gak mungkin beda kan???. Kemudian, zikirnya maupun masih sama, La Ilahaillallah plus gelengan ketua. Pada bagian ini, Aku dan merta keluar karena alasan yang hanya akan kujawab bila Anda menanyakannya tertentu padaku.
Walau sama, tapi Aku konfiden rakyat disini merasa tidak sinkron. Apalagi, shaf perempuan yang dipenuhi oleh muka-muka remaja yang berseri alasannya sudah sampai dalam negeri POLTAK SI RAJA MINYAK.
Selain shalat, Kami mandi disini, karena Kami tidak akan check in dalam hotel manapun & maupun Kami tidak diperbolehkan mandi dalam danau Toba. So, tempat satu-satunya mandi artinya dalam masjid. Maksudku, dalam kamar mandinya masjid. Selama mandi, Aku terus mengucapkan syukur didalam hatiku. Karena, masjid sudah sebagai tempat mandi perdeo bagi para turis. Coba bayangkan, bila kawasan yang Kami datangi tidak muncul masjidnya, sudah niscaya Kami tidak mandi. Kecuali minta biar dalam pemerintah kota medan buat mandi dalam air mancur kota.
Mandi selesai dengan mulus karena semua memakai sabun. Sementara itu, orang yang paling telat selesai mandi adlah Iqbal.
Didalam bus, sahabat-sahabat semua, termasuk Aku tampak berseri-seri wajahnya, karena membayangkan danau Toba semakin dekat btg hidungnya. Tapi, diluar dugaan, Tour Guide Kami tidak memberitahu Kami bahwa Danau Toba masih jauh adanya. Wajah-wajah yang tadinya berseri, kini berangsur-angsur kusam & bahkan beberapa muncul yang tertidur. Itulah orang-orang yang pertandanya sering tidur sesudah shalat shubuh dirumah.

Kecuali itu, hanya 2 orang yang kulihat sangat bersemangat, saking bersemangatnya, Mereka nir duduk, artinya mereka berdiri, memandang keluar depan & keluar samping ventilasi bus. Mereka berdua artinya Yuni Rahmadhani & Hanif Fatwana. Aku tidak heran bila Mereka mirip itu karena, sudah kukatakan padamu terlebih dahulu sahabat, perjalanan ini sangat istimewa bagi Kami. Tapi, mungkin super istimewa bagi 2 orang tadi.
Mereka terus saja berdiri tanpa memperdulikanku yang secara de facto & de jure berada tepat sangat dalam bangku kedua dari belakang & sangat terganggu pandanganku oleh mereka berdua. Mereka terus berdiri, & aku kira mereka terus saja berdiri dari dimulainya perjalanan sampai cerita ini terus berlanjut. Aku & pasanganku, Fahmi kemudian mulai curiga bahwa mungkin Mereka nir kebagian tempat duduk, atau mungkin tempat duduk Mereka sudah dalam akali atau, mungkiiin muncul sesuatu yang terjadi dalam p****t Mereka. (Maaf, badan sensor bertugas menyensor celoteh-celoteh yang nir pantas).
Sepanjang perjalanan, muncul suatu hal baru yang paling dicari-cari oleh sebagian dari Kami yang nir tidur, yaitu BABI. Babi artinya hal yang sangat terkenal dalam Medan & dalam kalangan Kami turis yang sangat hati-hati dengan makanan yang mengandung Babi. Belakangan, Kami memahami bahwa Babi dalam Medan & mungkin didaerah-kawasan lain mempunyai nama samaran yang nisbi keren : B1.
HORAS LAKEI TUBA
Matahari tidak lagi bersembunyi dalam ufuk sana. RUMAH MAKAN MUSLIM, begitulah tempat yang kami masuki ini. tempat ini persis berada tepat didepan gerbang masuk LAKE TOBA yang diatasnya tertulis TERNYATA DAMAI ITU INDAH.
Kata-celoteh itu memproduksi heran beberapa orang dalam rombongan Kami. Aku maupun sedikit heran, lantas karena Aceh saja, negeri Endatu Kami, yang sudah berkonflik selama berpuluh-puluh tahun, mulai dari Portugis, Belanda, Jepang sampai presiden RI Megawati, pernah Kami buat gundah & menyerah, termasuk yang paling parah artinya Belanda yang gara-gara berperang dengan Kami, Mereka bangkrut & terpaksa angkat kaki dari negeri Kami. Aceh saja, yang sudah mengecap asam-garam pahitnya berada dalam perang & cinta, tidak muncul satupun slogan-slogan semisal TERNYATA DAMAI ITU INDAH sampai sekrang, atau mungkin barangkali belum pernah kulihat. Tapi, yang niscaya, muncul slogan-slogan yang mirip dengan itu, itupun kubaca dalam beberapa pamflet atau iklan-iklan besar dijalanan, & yang pastinya, dibawahnya muncul promosi dari dinas terkait, atau foto-foto pimpinan kawasan yang sedang menerbangkan merpati putih keatas langit.
Yup, hidangan pagi ini nisbi istimewa bagi Kami, ya, hanya bagi Kami berdua saja, Aku & Fahmi. Pertama, sesudah tempat duduk beserta sahabat-sahabat lain nir kami dapatkan, Kami lantas duduk dalam meja paling depan, yang 1/2 bagian dari meja tersebut biasanya digunakan oleh pemilik restoran buat meletakkan koran-koran bekas, atau remot kontrol tv, maka dalam pagi ini, 1/2 meja lainnya artinya tempat makan Kami. Selain itu, tepat diatas meja tersebut muncul TV yang sedang menayangkan program kartun hari minggu.
Kedua, makanan Kami dalam pagi ini sama semua, nasi putih dengan ikan yang enak cita rasanya. Yang tidak sinkron mungkin hanya dalam minuman saja. Awalnya, Aku hanya ingin sama semua dengan sahabat yang lainnya, yaitu teh, karena teh baik buat perut dalam keadaan pagi hari. Tapi, lantas Fahmi mengajakku buat minum cappucino panas, akupun meng-iyakannya tanpa berpikir panjang.  Setelah minuman dihidangkan, barulah muncul perasaan sedikit kecewa dalam diri Kami berdua, akan tetapi perasaan kecewa itu Kami ekspresikan dengan ketawa-ketiwi saja. Perlu kukatakan padamu semua sahabat, Cappucino pagi dalam sini & dalam Banda Aceh, artinya hal yang absolut tidak sinkron, walau bks sachet-nya sama, tapi muncul disparitas yang mendalam yang hanya dapat Kami rasakan, & tidak dapat Kami jelaskan dalam mu semua, hanya satu hal yang niscaya, cappucino panas disini, wajib diminum cepat-cepat, karena sebentar lagi rombongan akan pergi, & rombongan tidak akan menunggu Kita hanya buat menghabiskan satu gelas cappucino panas.
Selesai makan, Kami semua siap menuju Lake Toba. Sebenarnya, muncul nama baru yang disematkan sahabat-temanku dalam LAKE TOBA ini, celoteh-celoteh itu kami definiskan dalam bahasa Aceh : LAKEI TUBA yang artinya MINTA RACUN dalam bahasa Aceh. LAKEI TUBA sendiri kami tertawakan sampai detik ini setiap kali Kami melihat tulisan LAKE TOBA dimana-mana, termasuk dibaju-baju yang Kami beli dalam pulau Samosir & Brastagi.
Dalam perjalanan keluar dari warung nasi, beberapa sahabat, bahkan bu guru pun tersangkut dalam tempat penjualan kacamata berkualitas di optik tunggal. Aku pun heran, apa muncul yang istimewa dari kacamata berkualitas di optik tunggal-kacamata berkualitas di optik tunggal keren itu??? Bukankah kacamata berkualitas di optik tunggal itu maupun dapat kita dapatkan dalam Banda Aceh sana??? Pertanyaan itu tidak pernah kujawab & kupertanyakan, karena bila kulakukan, pastilah Mereka semua tidak akan meminjamkan kacamata berkualitas di optik tunggal itu padaku nanti waktu berpose cantik didepan kamera.
NAIK KAPAL PESIAR
Kami sampai ditepi LAKEI TUBA, disana sudah menunggu sebuah kapal laut penyeberang yang berlantai 2. Seperti biasa, slogan layiknya ladies first, memproduksi manusia berjenis kelamin perempuan sudah menang lagi, Mereka dengan cepat naik ke atas lantai 2, tanpa menyisakan satu bangku pun buat Kami kaum Adam.
Sebenarnya sudah berkali-kali pula kaum hawa dalam kelas Kami memanfaatkan FEMINISME muncul keadaan tertentu. Dan, FEMINISME itu sudah berada batas yang nir lumrah, karena Ia menimbulkan wanta dalam derajat yang sangat tinggi, sehingga menginjak-injak kaum lelaki.
Keadaan ini sudah sangat sering diperingatkan oleh wali kelas Kami, bu Yusrina Asda. Satu model yang diberikan guru sejarah Islam Kami tersebut artinya waktu Bencana menghadang, persepsi perempuan artinya wanitalah yang wajib diselamatkan dahulu. Ketika memasuki mayapada profesi, sebagai buruh kasar mirip kuli bangunan & pilot pohon kelapa, artinya sepenuhnya sebagai profesi yangharusditekuni oleh laki-laki. Mungkin keadaan mirip itu belum ccukup mendeskripsikan bagaimana FEMINISME hiperbola yang dihembuskan oleh mayapada barat. Tapi, yang niscaya, lanjut bu Yusrina Asda, waktu pekerjaan mirip mengangkat barang-barang berat dalam kelas Kami, atau dikelas yang lain, para perempuan dengan sekejap mundur seraya berkata : Itu tugas lelaki. Memang benar itu tugas lelaki, tapi, yang parahnya, barang yang nir terlalu berat pun diberat-beratkan oleh pemahaman Feminisme & berkata : hanya lelaki yang bisa melakukannya, biarlah Kami hanya memuji kaum Lelaki yang berjuang disana.
Kembali ke pengembaraan Kami, kapal pesiar terus melaju. Disapu angin sejuk LAKEI TUBA, diiringi bunyi kapal yang baru kudengar, & pemandangan laut dari dekat, menjadikanku sangat bahagia sudah bergabung dalam pengembaraan kali ini. Aku nir sendiri waktu kukatakan dengan berbisik bahwa baru kali ini Aku naik kapal laut, karena sebenarnya Syukur maupun belum pernah sama mirip Aku, berbisik waktu mengatakannnya. Karena bila hal ini sampai terdengar, muncul bunyi-bunyi nyaring yang mengatakan : Betapa kolotnya Kamu wahai anak Sugar Garden???

Tujuan Kami sebenarnya artinya Pulau Samosir, pulau mungil yang terletak dalam tengah-tengah LAKEI TUBA. Namun, sebelumnya Kami singgah dalam suatu tempat yang menampakkan batu melayang. Batunya tampak dengan terperinci. Ada yang aneh dengannya Karena kami lihat muncul muka anak perempuan disitu, berambut panjang & mirip muncul batu berbentuk anjing yang melekat padanya.

Gadis itu dijodohkan, Ia tidak mau, kemudian lari, kemudian bunuh diri lompat dari jurang, begitulah kira-kira ringkasan dari apa yang dikatakan oleh anak sailor man. Ia pintar mengemudikan sebuah kapal laut, & tidak dapat kupungkiri Ia maupun pintar meyakinkan Kami yang baru tiba ini dengan celoteh-ucapnya. Karena kulihat poly sekali expresi-expresi yang mengutuki ayah si gadis yang sudah menjodohkan si gadis dalam tua bangka kaya LandLord. Kecuali Aku, Aku nir percaya begitu saja apa yang dikatakan, bahkan sampai waktu ini Aku hanya melihat batu tersebut hanyalah bongkahan batu biasa yang mengalami erupsi, & tidak lekang-lekang karena ikatannya dengan tebing sangatlah bertenaga walau gravitasi senilai 10 m/s2 menariknya. Tak muncul sampai waktu ini orang yang sudi mengungkapkan, yang mana wajah sigadis, yang mana rambutnya, yang mana tubuhnya, yang mana tangannya, & dengan apa kakinya tersangkut sehingga Ia tidak dapat turun sampai beratus-ratus tahunnya lamanya. Dalam hati ku berkata, bila Aku memahami & bisa, mungkin Aku akan mengajak Anda para pembaca buat membantunya turun disitu, sudah dari generasi ke generasi Ia diitonton, ironis nian bukan???
Nah, kembali berjalanlah kapal pesiar Kami, kini waktu Kami sedang duduk beserta dalam bagian hidung kapal, tiba 2 orang anak Medan, berpakaian olahraga, memakai sepatu & salah satunya terlihat memasang seng atap tempat tinggal sebagai anting-anting ditelinganya. Awalnya aku yang duduk dalam tangga naik ke lantai 2 biasa-biasa saja, tidak memperhatikan mereka. Tapi, kemudian Mereka minta biar padaku buat naik kelantai 2. what??? Ngapain??? Diatas kan Cuma muncul perempuan-perempuan berjilbab yang jarang disukai oleh anak-anak remaja Medan??? Tapi, kemudian, Aku melanjutkan menikmati panorama indah sekitaran Lake Toba...!!! sampai akhirnya terdengar sayup-sayup nyanyian 2 anak medan tadi yang mengusik pendengaran Kami yang tidak pernah Kami dengar & Kami dapatkan sebelumnya...!!! nyanyian itu tidak pernah Kami memahami apa maksudnya, yang niscaya : arti secara umumnya artinya : kakak & kakak, Kami sudah capek nyanyi, sekarang tolong kasih sumbangan duetnya dong...!!! thanx
PULAU SAMOSIR
Nyanyian berhenti, kapal terus melaju & merapat ke Pulau Samosir. Disana Kami dapat melihat terperinci POLTAK SI RAJA MINYAK DARI MEDAN muncul dimana-mana!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! & sebenarnya Aku takut mengatakan ini : BU MUNTHE JUGA ADA DIMANA-MANA.(Maaf bu, maaf!!!)
Logat e-nya yang kental, & bunyi yang tegas, mungkin itu yang selama ini terpatri dalam dada Kami buat manusia-manusia tipe Batak Medan. Kami kemudian disambut oleh seseorang lelaki tua yang tubuhnya sudah ringkih dimakan usia tapi masih tetap mengisap rokok.

Batak itu muncul 4 jenis : Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailin & Batak #########.(Note : tanda #### artinya artinya pikiranku sedang tidak wajar & Aku lupa batak apa satu lagi itu).
Begitulah kira-kira situa bangka (maaf pak ya) tadi mengungkapkan kepada Kami. Kemudian Ia naik sembari melompat keatas sebuah beton yang memuat peta seluruh Lake Toba & Pulau Samosir. Ia berkata syahdan Semua jenis batak berasal dari Pulau Samosir ini.
Kami terus berjalan & sampai dalam sebuah tempat yang terdengar nyanyian aneh. Tempat itu artinya tempat berdirinya 3 tempat tinggal adat batak, & didepannya muncul sebuah boneka berpakaian baju adat batak & kepalanya dapat diputar-putar 360oDerajat.
Kami duduk dikursi yang sudah disediakan, kemudian bapak tua tadi kembali mengungkapkan. Tapi, sebelum itu Ia mengajarkan Kami salam hangat dari Batak yaitu : HORAS!!!
Artinya, salam sejahtera, mirip mirip assalamulaikum-nya arab. Itulah celoteh-celoteh Medan yang pertama & terakhir yang Aku ketahui. Kemudian sang Bapak mengungkapkan siapa boneka itu, darimana ruamh adat & bla.... bla...bla....lainnya, tapi penjelasannya kali ini makin tampak terperinci Ia mirip mengungkapkan kepada Kami semua sesudah bangun tidur. Benar-benar nir terperinci, Kami hanya memasang muka berfokus, & sang Bapak maupun semakin berfokus dengan penjelasannya...
Setelah klarifikasi lebar panjang kali tnggi, Kami berfoto-foto beserta boneka yang sebenarnya artinya ketua suku batak yang terdahulu. Kami keluar dari pekarangan temapt itu & menuju pemakaman.
Ya, Pemakaman!!! Karena muncul 3 sampai 4 kuburan yang benar-benar dipahat dengan sempurna. Paling kiri artinya kuburan orang kristen karena muncul simbol palang salib didepannya yang terbuat dari keramik WC semisal dalam sekolah Kami.
Disebelahnya, muncul kuburan pemimpin batak yang tampat peristirahatannya diukir sedemikian rupa membentuk patung serupa spinxh dalam Giza, Mesir. In Addition, Spnixh artinya patung berkepala manusia, bertubuh singa, besayap-sayap yang menjaga-jaga piramida-piramida dalam mesir saja. Sepertinya alien yang membangun Piramida dalam Mesir sudah menginspirasi pengukir kuburan tersebut.

Sebelum masuk kedalam kuburan, Kami diberikan semacam sarungnya batak. You Know, sarung itu dalam singkapkan & diletakkan diatas pundak...!!! Kami masuk dengan sopan & duduk lagi dibangku panjang yang sudah disediakan.

Sebelm mengungkapkan lagi penjelasannya dengan logat baru bangun tidur, sang Bapak menganjurkan Kami buat mengucapkan kalimat HORAS!!! Sebanyak 3 kali & menyapu angin dengan sarung batak diatas pundak Kami. Satu, 2, tiga & HORAS!!! HORAS!!! HORAS!!! Kecuali si Iqbal yang dengan lantang menakbirkan ALLAHU AKBAR!!! Ia tampaknya curiga dengan celoteh-celoteh Horas tersebut.
Satu hal yang menarik dari pengembaraan Kami dalam kuburan ini artinya rupanya muncul keterkaitan yang bertenaga antara Aceh dengan Medan & suku batak. Terutama penyebaran Islamnya. Selama ini Kita ketahui bahwa Aceh memang titik awal dari penyebaran Islam dinusantara. Namun, nusantara disini dijelaskan secara explisit artinya hanya buat kawasan Jawa, kita nir melihat kedaerah lain. Dan hari itu aku melihatnya dalam kawasan Medan.
Hal yang menurutku menarik maupun buat dibahas artinya lambang batak. Lambang Mereka artinya 4 butir dada perempuan, bukan laki-laki ya...!!! & tokek...!!! Ketika kutanyakan lagi dalam sahabat-sahabat priaku dalam hotel tempat menginap, apa arti dari tokek tersebut, tidak muncul yang dapat mengungkapkan ku dengan puas. Namun, kebalikannya, arti dari butir dada artinya kesuburan, poly anak & lain-lain sebagainya. Mereka pandari memasak celoteh & mengungkapkan bahwa dalam zaman dahulu, para pemimpin suku dalam batak mencari perempuan yang mempunyai butir dada yang besar & fertile agar Ia dapat mempunyai sekitar berpuluh-pulh anak karena slogan Mereka sama dengan slogan yang dilontarkan orang Islam : BANYAK ANAK, BANYAK REZEKI. Sunggug hebat nian ingatan temanku bila ditautkan dengan **** ****.
Penjelasn demi penjelasn berakhir sudah. Kini sampailah dalam acara yang ditunggu-tunggu. Tanyakan acara ini dalam perempuan-perempuan dikelas Kami & Mereka akan menjawab dengan girang, senyum terkembang & lompat-lompatan : BELANJA!!!!!.....!!!!.....!!!!
Untuk hal yang satu ini, Aku tidak ingin mengungkapkan secara mendetail karena Aku tidak senang berbelanja layiknya ibuk yang menghabiskan waktu dari sehabis subuh sampai sebelum zuhur hanya buat mencari kaos kaki baruku yang baru.(Kau memahami sahabat, itu hanya bohongan...ya, booohooongan!!! Sama persis mirip gooreeengaaannnn...!!!)
Hanya satu yang dapat ku utarakan yaitu jauh-jauh dari Banda Aceh, Aku hanya membeli tempat tinggal mini replika tempat tinggal adat batak seharga Rp.45.000,- per 2 biji dalam seseorang nenek-nenek yang mendoakan ku sukses sekejap sesudah Aku membayar uang. Aku mengiyakan & sahabat-temanku menertawakanku dalam kapal pesiar dengan sok mengatakan : Seharusnya Kamu Bisa Mendapatkannya 15 Ribu per item.
Aku tidak memahami apa arti celoteh-celoteh Mereka, tapi, yang niscaya Aku hanya konfiden dalam diriku sendiri bahwa Aku melakukan hal yang terbaik, yaitu : Mengedarkan uang pertamaku dalam Medan, betapa bangganya Aku, akhirnya, uang celengku muncul maupun yang tersebar dalam Medan & statusnya : LIMITED EDITON.
Satu hal yang dapat Aku & sahabat-sahabat ambil dari proses jual-beli dalam Pulau Samosir sekitaran LAKEI TUBA : TAWAR-MENAWAR MEMBUTUHKAN SUARA YANG LEBIH BESAR, MAKA KAU AKAN MENANG!!!!

Kami kembali ke bus, kemudian shalat, makan & berangkat ke BRASTAGI. Sebenarnya Aku ingin menceritakan panjang lebar perihal Brastagi, akan tetapi, Brastagi tertutup kabut tebal karena hujan sehingga Kami hanya dapat melihat gereja-gereja besar dipinggir jalan & tawara-tawaran semisal : BUTUH B1 PANGGANG, CEPAT DAN TEPAT TERSEDIA DISINI!!!

Kami hanya singgah dalam pasar Brastagi, tidak muncul yang istimewa dimataku, kecuali kelinci, hamster, kuda & taiknya yang dapat kulihat dari dekat. Aku membeli sebuah baju koko hitam bercorak bertuliskan LAKEI TUBA seharga 20.000, Fahmi menghabiskan uang membeli salak, Jol menghabiskan sekitar 200.000 buat jaket keren & sweater ijo buat yayang-nya. Dan Yunita menghabiskan 20 jepretan foto buat pose-pose nir penting yang tidak pernah kudapat sampai waktu tulisan ini terbit.

Bus melaju ke Medan, Kami akan tidur dihotel. Sepanjang perjalanan, Aku nir ngantuk, lantas berkoar-koar bernyanyi beserta Syukur, yang tampaknya tidak menghabiskan uang 2000 pun dalam Brastagi. Malam semakin pekat, Aku semakin tidak ngantuk. Kubangunkan beberapa orang dengan siaran radio rusakku berjudul : SYUKUR FM. Tawa berdera-derai didalam bus, dibagian belakang bangku penduduk, kenangan-kenangan tercipta buat terakhir kalinya bagiku...yang mungkin tidak akan terulang lagi beserta sahabat-sahabat sekelas & sebangku. Wassalam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top