Sabtu, 02 Desember 2017

BJ Habibie, Perantau Indonesia Paling Sukses

BJ Habibie, Perantau Indonesia Paling Sukses
BJ Habibie, Perantau Indonesia Paling Sukses

Setelah Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, yg menjadi primadona dalam ajang Kongres II Diaspora Indonesia, sekarang giliran BJ Habibie mendapatkan sambutan meriah dari para perantau sukses yg tengah berkumpul di Jakarta.

Mantan presiden RI ke-3 tersebut bahkan didaulat menyampaikan pidato penutupan dalam ajang yg berlangsung di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta.

Saat tiba di lokasi, Habibie langsung disambut oleh para tamu VIP dan beberapa fotografer yg ingin mengabadikan gambarnya. Mengenakan batik lengan panjang disertai peci rona hitam dan kacamata berkualitas di optik tunggal bulat yg menjadi karakteristik khasnya, Habibie melangkah menuju panggung guna menyampaikan Remark Inspiration Speech bagi para Diaspora yg beredar di seluruh dunia.

Dalam pesannya, Habibie meminta agar membuahkan Diaspora Indonesia menjadi wahana buat saling berintegrasi guna membuahkan Indonesia lebih dikenal di seluruh penjuru dunia.

"Diaspora artinya galat satu jawaban yg mengarisbawahi sumber daya alam yg akan bersinergi positif, tidak antara Anda dengan siapa saja di muka bumi ini," ungkapnya di JCC, Selasa (20/8/2013)

Tak pelak lagi, sambutan yg disampaikan Habibie langsung disambut standing applause oleh setidaknya ratusan perantau sukses yg hadir di Assembly Hall JCC tersebut.

Tak ayal, dengan segudang prestasi dan pencapaiannya yg sanggup membawa nama Indonesia ke kanacah dunia lewat teknologi aerospace, Habibie didaulat menjadi diaspora Indonesia yg paling sukses.

Tak Kenal Pertamina

Dalam kesempatan langka ini, Habibie tak sungkan mengembangkan pengalaman hidupnya hingga menempatkannya menjadi Presiden Indonesia. Salah satu hal yg paling membekas dalam dirinya artinya kenangan ketika dirinya diminta pulang ke Jakarta oleh Mantan Presiden Soeharto.

"Waktu aku menyusun laporan Deptan, Dephub tentang perkara membentuk sistem senjata yg cangih aku dapat telepon dari Dubes Indonesia. Dia bilang aku dapat tugas kepada anda nanti jumat Doktor Ibnu Sutowo diperintahkan bertemu dengan anda. Saya tanya siapa itu ibnu sutowo? Dia pendiri dan direktur Utama Pertamina, aku tanya apa itu Peretamina? dia jawab Pertmina industri perminyakan,"ceritanya.

Habibie mengatakan keterbatasan liputan yg diterimanya kala itu, adalah bentuk konsistensinya dalam mencintai pekerjaan yg ditekuni. Hal ini tak lantas menunjukan dirinya tidak peduli terhadap perkembangan industri perminyakan.

"Bagaiman mejadi pinter kalau tidak mendalami pertarungan dengan rici, dari mana dapat mengetahui dengan membaca,"jelasnya.

Pemanggilan Habibie buat pulang ke Jakarta terjadi sehabis dirinya tinggal di Jerman selama 23 tahun. Kala itu, Habibie tengah tekun menuntut dan mengaplikasikan ilmunya.

"Saya cerita tidak mau menjadi pembantu atau disuruh siapa saja. Di Jerman negara tekhnologi tinggi orangnya sama, 24 jam aku pakai memperdalam ilmu menaikkan kualitasnya," paparnya.

Dari pengalamannya itu, Habibie berpesan kepada diaspora Indonesia buat terus menjalin sinergi dan menaikkan kualitas ilmu pengetahuan yg dimiliki masing-masing individu. "Diaspora artinya galat satu jawaban yg mengarisbawahi sumber daya alam yg akan bersinergi positif, tidak antara anda dengan siapa saja dimuka bumi ini,"tutupnya. (Yas/Shd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top