Minggu, 17 Desember 2017

Dimana, Kemana, Dibawah, Diatas Kesalahan (Kecil) Berbahasa Indonesia yang Memalukan

Dimana, Kemana, Dibawah,
Dimana, Kemana, Dibawah, Diatas Kesalahan (Kecil) Berbahasa Indonesia yg Memalukan

Setiap kali aku menyeleksi para calon karyawan, aku meminta mereka membuat konsep surat. Tujuan aku sangat sederhana namun menjadi penentu. Dari tulisannya, seseorang akan terlihat bagaimana sesungguhnya kekuatan & kelemahan kepribadiannya. Ketelitian berbahasa bisa menjadi salah satu petunjuk mengenai eksklusif seseorang yg berkaitan dengan logika, intelektualitas, & kemampuan awam lainnya. Hal ini terbukti benar karena kemampuan berbahasa berkaitan dengan logika.

Saya sengaja meminta calon karyawan menulis dalam bahasa Indonesia. Selain logika, aku akan menemukan ketelitian & kecermatan berbahasa calon karyawan. Dari sana aku lalu menarik benang merahnya berupa pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk menentukan tingkat kemampuan sinkron dengan kebutuhan pekerjaan.

Dalam bahasa Indonesia ungkap depan (ungkap depan) yg menampakan wilayah atau posisi misalnya di, ke sinkron Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) cara penulisannya harus dipisah.

Jadilah di atas, di bawah, di mana-mana, di mana, di dalam, di Jakarta menjadi model penulisan frasa wilayah yg benar. Namun dalam kenyataannya masih sangat poly yg tak bisa membedakan di' menjadi pembentuk ungkap kerja pasif & di' menjadi ungkap depan.

Sebenarnya cara penulisannya sudah terang, di' menjadi pembentuk ungkap kerja pasif cara penulisannya digandengkan atau serangkai dengan ungkap kerjanya. Contoh, tempe dimakan, truk digandengkan, Baskora dipenjarakan, harta disita, hukum diremehkan, Amir dipermalukan & sebagainya. Sedangkan di' menjadi ungkap depan, penulisannya dipisahkan. Contoh, di bawah, di atas, di mana, di sini, di situ, di sungai, di kuburan, di dalam, di luar, di Jakarta sebagaimana dicontohkan di atas.

Sama halnya dengan ungkap depan di' untuk ungkap depan yg menampakan konvoi ke' pun harus ditulis secara terpisah. Misalnya ke mana, ke sana, ke sini, ke situ, ke bawah, ke atas, ke luar (bedakan dengan ungkap kerja keluar), ke dalam, ke dasar, & seterusnya.

Saya hampir selalu menggagalkan perekrutan calon karyawan yg menuliskan frasa misalnya ini dalam suratnya; Jika terdapat pertanyaan mengenai pesanan diatas, silakan ...'. Frasa diatas seharusnya dituliskan di atas. Bagi suatu perusahaan tertentu kesalahan berbahasa bisa menampakan kesan & ilustrasi negatif wacana perusahaan.

Sebelum terdapat personal komputer, poly perusahaan asing sangat mencermati kemampuan spelling' alias ejaan atau cara penulisan ungkap bahasa Inggris para karyawan. Namun dengan adanya personal komputer, kesalahan dalam menuliskan ejaan hampir nir pernah terjadi lagi.

Karena bahasa Indonesia belum memiliki program pembenar ejaan ungkap yg salah di personal komputer misalnya halnya bahasa Inggris, maka kesalahan fundamental dalam menuliskan ungkap depan di & ke terus saja terjadi. Kerancuan penulisan dengan di menjadi pembentuk ungkap kerja pasif dituding menjadi penyebabnya. Justru di sinilah kita dituntut untuk mencermati & menghindari kesalahan fundamental misalnya ini.

Kesalahan mini yg dipercaya nir penting menampakan kepribadian seseorang, termasuk dalam hal ini para calon karyawan yg aku seleksi. Untuk itu, aku sporadis sekali salah menentukan karyawan sinkron kemampuan logika & kecermatan berbahasa sinkron bidang tertentu. Karena sesungguhnya bahasa menampakan siapa diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top