[caption caption="Penampakan menjelang gerhana mentari"][/caption]Seuah kenyataan alam yang langka, gerhana mentari total 9 Maret 2016 yang terlihat kepada beberapa kawasan kepada Indonesia menjadi momen yang sayang untuk dilewatkan. Terlebih, daratan yang dapat menyaksikan kenyataan langka ini hanya Indonesia. Gerhana mentari ialah suatu keadaan dimana Bulan terletak persis kepada antara Bumi & Matahari. Negara kita cukup beruntung dapat merasakan & mengalami lagi kenyataan alam langka ini. Tidak semua negara dapat meiihat kenyataan alam luar biasa ini. Bagi mereka yang akbar tahun 1980-an, bulan depan ialah kesempatan kedua & mengkin terakhir kali melihat ini, mengingat siklus gerhana mentari total (GMT) sekitar 25 tahun sekali.
Namun, sebagian warga masih takut menyaksikan karena khawatir mata rusak atau mengalami kebutaan sehabis melihat gerhana. Trauma perisitiwa GMT ini pernah terjadi kepada Sabtu, 11 Juni 1983, ketika pemerintah memaksa rakyat berdiam dalam tempat tinggal bersama alasan cahaya gerhana mentari dapat membutakan mata, Benarkah?
Anatomi & fungsi mata
Secara awam, mata terdiri dari kelopak mata, kornea, (lapisan terluar bola mata), Iris (selaput pelangi), pupil (anak mata), lensa, & retina (saraf mata). Manusia dapat melihat objek jikalau muncul cahaya masuk melewati kornea, diteruskan ke pupil, difokuskan oleh lensa, & diterima oleh retina.
Retina ialah lapisan paling dalam yang berfungsi mendapatkan cahaya & mengantarkannya ke otak. Cahaya diolah sehingga membentuk bayangan. Retina bekerja misalnya film kepada kamera. Zaman dulu, kalau kita membuka kamera yang masih terisi film kepada kawasan terbuka, film akan terbakar & nir dapat dicetak. Retina kita pun akan terbakar seandainya terlalu poly terpapar sinar. Retina ialah bagian mata yang paling vital. Selama retina sehat, kita dapat mengoperasi & mengobati bagian mata lain yang rusak untuk mengoptimalkan penglihatan.
Sebaliknya, jikalau retina rusak, walaupun bagian mata lain masih dalam keadaan baik, penglihatan kita nir akan normal lagi. Mata nir dapat mendapatkan cahaya yang hiperbola. Jika muncul sinar belebihan, mata akan menyipit, kelopak mata akan turun untuk mengurangi sinar yang masuk. Mekanisme selanjutnya, iris akan berkontraksi sehingga pupil akan mengecil. Hal ini jua akan mengurangi sinar yang masuk.
Retina terdiri dari miliaran sel-sel yang sensitif terhadap sinar, yang memungkinkan kita dapat melihat warna, bentuk, & lainnya. Namun, seandainya sinar (mentari) masuk hiperbola, retina mata kan mengeluarkan suatu zat kimia yang dapat merusak sel-sel saraf kepada retina. Keadaan ini dapat mengakibatkan kebutaan tetap. Kerusakan mata output sinar mentari diklaim Solar retinopathy, & kerusakan mata output melihat mentari dikala gerhana diklaim solar eclipse retinopathy.
Solar retinopathy terjadi jikalau kita menatap mentari bersama mata telanjang & dalam waktu lama. Kondisi ini menimbulkan kerusakan retina yang parah tanpa rasa sakit atau nyeri sehingga dalam beberapa kasus penderita nir menyadarinya. Gejalanya ialah muncul titik hitam kepada pandangan mata (skotoma). Selain itu dapat terjadi metamorphopsia atau melihat garis lurus menjadi bengkok & benda jadi lebih akbar atau kecil dari berukuran normal, gangguan penglihatan warna, silau, & sakit kepala. Masalah ini muncul satu hari hingga sebulan melihat gerhana. Keluhan umumnya kepada kedua mata. Dalam beberpa kasus, pasien mengalami kerusakan mata tetap berupa menurunnya fungsi penglihatan & titik hitam tetap.
Saat gerhana, bumi kehilangan sinar mentari ad interim. Namun, kepada dasarnya sinar mentari dikala gerhana nir muncul bedanya bersama sinar mentari biasa. Panjang gelombang sinar ultraviolet yang masuk ke Bumi & mata kita tetap nir berubah.
Sinar ultraviolet
Apakah sinar mentari safety buat kita? Sinar mentari mengemisikan beberapa jenis sinar didasarkan panjang gelombang. Sebagai contoh, Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang 100-400 nm, visbile light/sinar yang terlihat mata memiliki panjang gelombang 400-700 nm, & infrared bersama panjang gelombang >700 nm. Mata kita hanya dapat menangkap sinar bersama panjang gelombang 400-700 nm. Sinar infrared dapat kita rasakan sebagai sensasi panas atau hangat, sedangkan sinar ultraviolet nir dapat dipandang manusia.
Sinar ultraviolet (UV) muncul 3 tipe, yaitu UV A (aging). UV A dapat masuk kekulit bagian dalam & menjadi faktor resiko penuaan dini, katarak, & degenerasi retina. Tipe kedua ialah UV B (burning). Radiasi UV B lebih kuat dibanding UV A. UV B lebih poly mengenai kulit bagian luar & mengakibatkan kulit terbakar, & kanker kulit. Dan tipe ketiga ialah UV C, merupakan tipe yang paling berbahaya, & untungnya tipe ini nir dapat mencapai bagian atas bumi karena terserap oleh atmosfer.
Level ultraviolet jua dipengaruhi letak geografis, ketinggian, & waktu. Daerah tropis dekat khatulistiwa ialah kawasan bersama level ultraviolet tertinggi. Makin tinggi lokasi, makin tinggi jua level ultraviolet. Level ultraviolet paling tinggi kepada pukul 10.00-14.00, awan nir menghipnotis level sinar ultraviolet. Walaupun mendung resiko output ultraviolet tetap tinggi. Meski demikian, kasus kerusakan retina (solar retinopathy) sangat sporadis terjadi, karena sporadis sekali muncul orang yang secara sadar menatap sinar mentari lama-lama. Pada beberapa kasus orang yang terkena dampak narkotika dapat terkena solar retinopathy karena dalam keadaan nir sadar menatap sinar mentari pribadi.
Reaksi Mata
Sinar mentari memang berbahaya, namun tubuh kita memiliki prosedur melindungi mata bersama menyempitkan kelopak mata & mengecilkan pupil mata. Mekanisme proteksi ini nir bekerja seandainya berada kepada daerang bersama sinar kurang. Saat gerhana mentari, sinar mentari tertutup bulan. Saat kita menatap kenyataan itu, mata kita akan bereaksi misalnya kita berada dalam kondisi gelap atau redup. Kelopak mata akan terbuka & pupil melebar untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin.
Hanya dikala totalitas gerhana itu, ketika korona mentari tampak, mata dapat menatap mentari tanpa filter pengurangan intensitas cahaya mentari. Pemakaian filter memproduksi korona nir terlihat. Korona hanya tampak dikala gerhana mentari total, & amat lemah kecerlanganya sehingga safety ditatap pribadi mata.
Namun fase totalitas gerhana nanti kepada sejumlah tempat kepada Indonesia hanya 1,lima-3 menit saja. Saat Bulan bergeser & Matahari mendadak bersinar lagi, mata kita berada dalam kondisi pertahanan yang kurang. Kalau nir hati-hati, dapat mengakibatkan solar retinopathy. Pergeseran bulan sehabis totalitas gerhana terjadi secara perlahan, nir mendadak. Namun, perunbahan cepat dalam hitungan detik itu kurang disadari pengamat yang termakan melihat mentari. Jadi bukan gerhananya yang membahayakan mata, namun intensitas tinggi sinar mataharilah yang menyebabakan kerusakan kepada mata.
Menikmati Gerhana
Kabar baiknya, gerhana mentari tetap dapat dinikmati tanpa mengorbankan kesehatan mata. Oleh karenanya, menyaksikan gerhana mentari muncul tipsnya. Gunakan alat yang dilengkapi bersama filter ultraviolet menjelang & sesaat sesudah gerhana mentari total. Pastikan alat dapat memproteksi panjang gelombang 100-400 nm. Perlu dicermati penggunaan kacamata berkualitas di optik tunggal hitam asal-asalan yang nir dapat menyaring sinar ultraviolet berbahaya karena pupil mata membesar output output pandangan gelap dari kacamata berkualitas di optik tunggal. Konsekuensinya gambaran sinar ultraviolet ke retina semakin akbar.
[caption caption="Mengambil gambar gerhana mentari"]
[/caption]
Sedangkan untuk memotret gerhana mentari nanti, muncul beberapa saran khusus yang wajib dipahami. Menurut Arbain Rambey (ahli fotografi indonesia) memotret gerhana mentari total membutuhkan pemahaman teknis lebih dari pemotretan biasa. Secara awam, sehari-hari, kita memotret memanfaatkan pantulan cahaya mentari. Namun dikala gerhana mentari, baik total juga sebagian, mataharilah yang kita potret. Adapun poin-poin vital :
Jika mau memotret fokus, kepada proses gerhananya, bersama kamera fullframe, lensa yang dipakai minimal lensa 600 mm. Kalau kamera APSC, minimal 400 mm.
Apabila nir memiliki lensa tele, pemotretan gmt dapat dilakukan misalnya foto contoh, yaitu bersama memasukan sebuah landmark. Pemotretan tipe ini membutuhkan lokasi bersama bangunan spesial, & pemotretan dilakukan dikala mentari tertutup sebagian. Saat mentari tertutup penuh landmark tidak dapat dibedakan bersama suasana sekitarnya yang sama-sama hitam. Saat mentari terbuka landmark & mentari tidak mungkin sama-sama tampak karena beda pencahayaanya sampa 15 stop.
Pelajari lokasi terbaik pemotretan sebelum hari-H konvoi mentari kepada 8 maret relatif persis bersama konvoi 9 maret. Jangan samapi dikala memotret, anda menjumpai bahwa mataharinya ternyata tertutup bangunan.
Saat mentari masih terbuka, pemotretan wajib dilakuakn bersama bantuan filter neutral density (ND), minimal ND 400.
Kini filter ND tinggi sudah muncul yang ND 100.000, & kepada jakarta dapat dihasilkan kepada toko-toko kamera akbar.
Gunakan tripod karena pemotretan dapat berlangsung lebih dari 2 jam.
Memotret dikala terbuka membutuhkan filter ND. Jila ND 1000 yang dipakai, bersama ISO 100, anda butuh f/22 & kecepatan (speed) /1000. Namun, dikala fase totalitas gerhana, filter ND tadi wajib dibuka & ISO pun wajib dinaikan. Saat zenit gerhana itu, bersama ISO 800 pun, anda wajib memilih kecepatan sedang (sekitar 1/125 detik) bersama bukaan diafragma nir terlalu kecil (antara 4-lima,6). Selisih kecerahan dikala mentari terbuka penuh & dikala zenit gerhana dapat mencapai 15 hingga 18 stop. Memotretlah bersama bracketing alias beberapa pilihan. Dengan kamera digital, anda pribadi dapat mengecek hasilnya untuk menambah atau mengurangi eksposure pilihan.
Perhatikan jadwal-jadwal terjadinya gerhana yang sudah muncul disejumlah surat berita, yaitu perihal korelasi pertama 9saat piringan bulan menyentuh mentari) samapai bersama korelasi keempat (dikala bulan meninggalkan mentari sepenuhnya).
Atur waktu kamera anda seakurat mungkin, yang akan memudahkan anda mengamati foto pasca pemotretan. Mengatur waktu kepada kamera, terbaik bersama mencocokan kepada waktu operator seluler yang muncul kepada telepon seluler anda. Contoh, dikala waktu telepon menujukan 10.10, pasang waktu kamera anda kepada 10.11 namun jangan tekan ENTER dulu. Tepat dikala waktu telepon berganti jadi 10.11, dikala itulah anda menekan tombol ENTER.
Ingat, dikala nir memotret, tutup lensa anda bersama penutup. Cahaya mentari yang menyinari terus secara kontinyu dapat membakar sensor kamera anda, Jepret, tutup, Jepret, tutup, & seterusnya...
Jangan terlalu kecil penggunaan dalam memotret. Memotret korelasi pertama rak mungkin didapat dari satu jepretan saja. Demikian jua pemotretan korelasi kedua & seterusnya.
Tips lokasi pengamatan :
Pilih lokasi pengamatan yang memiliki medan pandangan yang luas & beabs ke arah Matahari, bebas dari pohon, gunung, atau bangunan.
Khusus kepada Indonesia Barat, cari lokasi yang dapat memandang terbitnya mentari, karena gerhana mulai sesaat sehabis mentari terbit.
Tips memilih kacamata berkualitas di optik tunggal gerhana :
Pastikan filter kacamata berkualitas di optik tunggal memiliki nilai neutral density lima (ND5) alias mampu mengurangi intensitas cahaya mentari hingga 100.000 kali.
Hati-hati kacamata berkualitas di optik tunggal gerhana palsu, beli kepada toko resmi.
Jangan pakai kacamata berkualitas di optik tunggal hitam, klise foto atau foto rontgen karena kemampuannya mengurangis intensitas sinar mentari kecil.
Jika ND5 filter sulit didapat, dapat diganti bersama film hitam putih Kodak T Max keinginan 100 (hanya seri ini) yang dibakar atau diekspos kepada bawah sinar mentari kemudian dicuci cetak.
Ingat!! Meskin memakai kacamata berkualitas di optik tunggal mentari, jangan menggunakannya monoton. Sekali penggunaan 2-3 menit, sehabis itu istirahatkan mata untuk melihat mentari kembali.
Tips batasan pengamatan yang perlu diingat :
Jangan melihat mentari pribadi tanpa filter, baik dikala gerhana juga nir gerhana
Matahari hanya dapat dipandang pribadi dikala fase gerhana total yang berlangsung selama beberapa menit.
Jelang totalitas gerhana mentari berakhir, segera pakai kembali filter karena perubahan gelap menjadi jelas yang cepat nir dapat direspon pupil mata sehingga dapat merusak retina
Cahaya bersama instensitas tinggi misalnya sinar mentari, dapat meruspak atau membakar retina mata
Kerusakan retina mata mengakibatkan penglihatan kabur untuk beberapa dikala hingga buta tetap.
Segera temui dokter mata jikalau muncul keluhan mata pasca gerhana mentari.
Selamat menikmati kenyataan alam yang luar biasa ini.
Sumber :
Agustawan, Referano, 2016. Gerhana & Gangguan Mata. Kompas : Edisi Rabu, 2 Maret 2016.
Ilustrasi 1
Ilustrasi 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar