Minggu, 11 Februari 2018

Musik Sebagai Senjata

Musik Sebagai Senjata

Foto diambil dari akun twitter @downforlifesolo

Mengubah suatu hal tidak wajib dengan cara beradu fisik ataupun dengan emosi. Menggunakan suatu senjata tidak wajib berupa benda yg konkrit. Mengubah suatu hal dan menggenggam suatu senjata tidak wajib kaum yg lebih tua atau kaum yg dipercaya kuat dan terkesan senior. Menyuarakan suatu bunyi tidak wajib misalnya para pemberontak dan wajib menyusuri sisi geografi bermodal berani. Saya bilang telah saatnya Indonesia berfikir dan bertindak lebih maju.

Pada kesempatan ini aku akan membahas mengenai musik. Ya, misalnya judulnya merupakan sebagai senjata. Lalu senjata yg bagaimana ? Dapat disimak secara rinci disini.

Selasa, 15 Desember 2015 ditengah kesibukan kuliah aku mencoba menyempatkan diri mengikuti seminar bertempat di Aula Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Seminar yg bersemu diskusi humor akan tetapi tetap mengedepankan intelektualitas. Tentu aku menyebut demikian lantaran memang dalam program tadi mendatangkan pembicara yg super funny dan berpengetahuan luas akan suatu musik dan pula edukasi. Beliau diantaranya Yogi, Ahmad Ramdon, Jojo, dan I Made Ari Astina. Berikut penerangan perihal keempat pembicara tadi dengan beberapa poin yg dapat aku tangkap dari pembicara tadi.

Yogi Eastwood

Yogi merupakan seseorang pebisnis yg mempunyai usaha produk kacamata berkualitas di optik tunggal kayu. Ya, kacamata berkualitas di optik tunggal yg bahannya didapat dari yg akan terjadi mengolah kembali limbah-limbah kayu yg dijadikan kacamata berkualitas di optik tunggal tadi. Yogi dengan musik sebagai senjata buat mempropagandakan produknya yg serupa visi dengan beberapa band dan musisi aktivis lingkungan salah satunya yaitu Navicula. kacamata berkualitas di optik tunggal kayu tadi serupa visi dengan aktivis lingkungan sekaligus musisi yaitu Navicula lantaran murni bahannya dengan bahan siklus ulang dari limbah-limbah kayu yg biasa dijadikan bahan pembakaran di pabrik dan salah satunya dari kayu bekas gitar.

Ahmad Ramdon

Seorang yg boleh dikatakan aktivis musik UNS yg menekankan peran musik bersamaan dengan pengetahuan yg timbul dalam benak anak muda Indonesia. Ada beberapa hal yg sanggup aku tangkap dari pembicaraan tadi. Beliau bertanya Pada era 45 mengapa timbul takjuk Indonesia Raya ? Lalu beliau menjawab pertanyaanya sendiri  Tentu lantaran timbul anak muda yg memegang biola dan mengaransemen musik buat menjadi bagian dari energi kemerdekaan di periode itu Siapa beliau ? WR. Soepratman. Saya dapat menangkap bahwa musik yg diciptakan oleh WR. Soepratman merupakan satu dari faktor yg menumbuhkan semangat akan kemerdekaan.

Musik menstimulasi perubahan dan tidak timbul istilah kemerdekaan tanpa timbul generasi anak muda pada masa tadi.  Selain Indonesia, kebanyakan negara lain khususnya di asia mendapatkan kemerdekaan dengan cara yg cukup mudah tanpa timbul istilah perih diantaranya dengan diberikanya otonomi, kebebasan, dan dimerdekakan oleh negara penjajah, ad interim Indonesia tidak. Maka dari itulah peran anak muda yg wajib gigih berdiri di garis depan buat berjuang melakukan perubahan itu. Suatu periode yg luar biasa bukan ?

Tantangannya bagaimana musik, karya sastra, dan generasi muda sebenarnya timbul pada sisi yg paling natural dan sedang tidak memihak siapapun.

Musik sebagai senjata wajib dibarengi dengan pengetahuan, tanpa itu tentu menjadi persoalan. Orang bermusik dengan pengetahuannya memberi beliau kapital bagi beliau buat berprentensi atas musik yg beliau lakukan. Musik yg misalnya ini akan menjadi spirit-spirit yg kemudian menjadi energi buat membuka pandangan pendengarnya akan suatu isi yg terkandung didalamnya. Tanpa itu musik hanyalah timbul pada pilihan-pilihan ideologis yg berhenti pada titik komoditi dan tidak akan menjadi senjata apalagi beranjak menuju perubahan.

Jojo

Seorang personil band metal Down For Life berpendapat bahwa musik dapat merubah apapun, musik dapat merubah diri kita, beliau menyebut itu sebagai revolusi diri. Musik dapat mempengaruhi seseorang buat berfikir secara logis dan menjadi dirinya sendiri sinkron dengan kemampuan dan apa yg timbul dalam pikiran seseorang. Itu yg diklaim musik sebagai senjata yg sesungguhnya.

Musik merupakan cara membicarakan sesuatu pesan secara nyaman yg terkesan tanpa menggurui, terserah sang pendengar mempunyai reaksi misalnya apa dan bagaimana tanggapannya dapat difikirkan masing-masing individu sinkron kemampuan pola pikirnya. Jika tidak sanggup buat menyerap hal tadi ya jangan dipaksakan. Intinya jadilah dirimu sendiri.

Musik sebagai senjata bagi diri sendiri buat melewati poly hal dan lirik-lirik dari Down For Life kebanyakan perihal self revolution dimana kita melewati aneka macam masa dan periode. Dengan prinsip dan inspirasi di dalam diri kita maka dari situlah kita dapat berbuat poly hal.

I Gede Ari Astina

Lebih akrab disapa Jerinx merupakan drummer band Superman Is Dead. Sedikit bercerita, SID terbentuksejak tahun  1995, band beraliran punk rock yg berasal dari Pulau Bali ini awalnya merupakan band bawah tanah yg dengan musik hanya sekedar buat have fun.  Melihat Indonesia dari kacamata berkualitas di optik tunggal Pulau Bali membuat SID menganggap bahwa Indonesia merupakan negara yg baik-baik saja sehingga tidak timbul kepedulian akan kehidupan terhadap info sosial dan persetan dengan keadaan alam. Setelah berkesempatan mengikuti poly tur di Indonesia, SID sadar bahwa Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Jerinx membicarakan bahwa timbul poly sisi edukasi yg terkandung dalam musik bawah tanah di era mainstream. Edukasi itu penting lantaran dengan itu kita dapat mengerti dan memahami suatu pesan.

Anak muda indonesia poly dijajah baik secara ideologi, pola pikir dan dalam konteks lainnya. Pada akhirnya SID poly menciptakan lirik bernada sosio politik agar dapat mengedukasi fans khususnya anak muda agar tidak terjebak lingkaran yg membuat kita sebagai anak muda di jajah kebodohan secara monoton. Adanya kesenjangan pendidikan, kesenjangan sosial membuat anak muda indonesia mudah diprovokasi dan dipecah-belah.

Hingga waktu ini Jerinx bersama dengan SID dalam gerakan Bali Tolak Reklamasi terbukti nyata dalam menghadapi musuh-musuhnya. Ini musuh yg sebenarnya bukan hanya dalam lirik saja. Jerinx berkata bahwa musik sebagai senjata itu nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top