Minggu, 11 Februari 2018

Sahawood, frame kacamata kayu kualitas ekspor karya mantan pecandu

Sahawood, frame kacamata berkualitas di optik tunggal kayu kualitas ekspor karya mantan pecandu

Sahawood, menjadi merek sebuah frame kacamata berkualitas di optik tunggal berbahan kayu yang sudah dijual ke luar negeri (ekspor). Sahawood sendiri singkatan menurut Sadar Hati Wood, sebuah unit kegiatan milik yayasan rehabilitasi korban narkotika, Sadar Hati kepada Kota Malang, Jawa Timur.

Sahawood menempati sebuah tempat tinggal kepada Kecamatan Klojen, Kota Malang dengan aneka kegiatan produksi handmade berbahan kayu. Produk andalannya artinya frame kacamata berkualitas di optik tunggal kayu yang secara rutin sudah ekspor ke Inggris.

"Frame kacamatanya kontinue dikirim ke Inggris, Swiss & Australia. Kalau yang lain-lain masih didasarkan  pesanan saja," istilah Muhammad Tio Zainuri (Theo), Direktur Yayasan Sadar Hati Kota Malang, Selasa (6/6).

Frame kacamata berkualitas di optik tunggal tadi juga dijajakan kepada Bali yakni kepada Seminyak, Ubud, Depansar & Canggu. Selain itu dijual secara online melalui media sosial.

Kata Theo, sebesar 10 orang mantan pecandu terlibat dalam proses produksi frame kacamata berkualitas di optik tunggal. Selain itu, Sahawood juga mempekerjakan para wanita buat membuat daerah kacamata berkualitas di optik tunggal yang berbentuk tabung. Tempat kacamata berkualitas di optik tunggal terbuat menurut bambu yang dibuat tabung.

"Sembilan wanita yang mengerjakan," katanya.

Proses pembuatan frame kacamata berkualitas di optik tunggal mencakup pemilihan bahan, yakni jenis kayu sono & jati yang diambil menurut bahan limbah atau sisa pakai. Kayu tadi dioven & dibuat supaya melengkung.

Sahawood juga memanfaatkan komponen rantai sepeda motor yang dipakai buat pengait gagang kacamata berkualitas di optik tunggal. Sejak awal berusaha memakai bahan yang tidak terpakai. Sahawood menghasilkan sekitar 20-25 frame per minggu dengan homogen-homogen sekitar 100 butir frame per bulan.

"Awalnya seseorang tamu berasal Inggris melihat sebuah display, kemudian kita diminta membuat. Kita pelajari, dengan mencari dampingan yang pernah belajar ihwal perkayuan. Akhirnya ketemu mas Wahyu Hidayat & Mario Bened," katanya.

Sementara Mario Bened, Manager Produksi, mengaku menguasai dunia perkayuan sesudah belajar kepada dalam penjara. Ia mendapatkan keterampilan waktu menjalani masa sanksi kepada Lapas Lowokwaru Malang.

Setelah keluar menurut penjara & aktif kepada Sadar Hati, mendapat tantangan buat membuat frame kacamata berkualitas di optik tunggal berbahan kayu. Saat itu, seseorang bule berasal Inggris, memintanya mencoba membuat frame tadi.

"Selama 6 bulan hanya sanggup bikin satu buat sample. Itupun masih 'hancur', engsel tidak sanggup presisi & finishing kasar," istilah Banned.

Saat itu, Sadar Hati menjadi LSM juga tengah bersemangat buat membuat bisnis yang sanggup menghidupi kegiatannya. Berbagai bisnis pernah dicobanya, kepada antaranya budidaya lele & sablon.

"Baru kemudian mendapat orderan frame kacamata berkualitas di optik tunggal & dilink-an ke Inggris & Australia," tegasnya.

Saat ini Sahawood mengaku kerepotan mendapat orderan dengan energi yang terbatas. Karena tuntutan, Sahawood sedang proses membeli sebuah mesin berasal China.

"Kemampuan produksi mini, alasannya adalah itu perlu didukung dengan mesin. Kita sudah beli mesin supaya produksinya lebih cepat," ucapnya. [eko]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top