Minggu, 11 Februari 2018

Mahasiswa UGM ciptakan tablet khusus tunanetra serta pelaksanaan bala

Mahasiswa UGM ciptakan tablet spesifik tunanetra & software peristiwa

Mahasiswa berdasarkan UGM balik  menampakan kreativitasnya beserta membuat inovasi baru. Bayangkan, mereka membuat prototipe tablet buat tunanetra yg diberi nama iBlind.

Mahasiswa kreatif tersebut artinya Muhammad Hanif Sugiyanto, mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM & Swakresna Edityomurti, mahasiswa jurusan Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi UGM. Prototipe bernama iBlind tersebut dirancang buat mentransfer kode alfabet digital sebagai alfabet braille yg bisa dibaca penyandang tuna netra.

Hanif menuturkan jikalau prototipe tersebut bekerja beserta cara sederhana. Alat tersebut bekerja beserta cara mendapat pesan melalui modul GSM, kemudian kode alfabet digital yg diterima modul GSM ditransfer ke software buat kemudian diolah sebagai braille pada display.

Prototipe iBlind bekerja beserta cepat dalam mentransfer alfabet digital sebagai braille, hanya membutuhkan kurang berdasarkan 1 detik buat satu karakter. Selain itu prototipe ini baru 1 karakter saja, akan akan tetapi nantinya akan dibentuk tablet beserta 50 karakter sekaligus. Jadi membacanya nir satu-satu lagi, akan akan tetapi bisa langsung.

Tak hanya itu, tim mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada jua membuat software yg bisa mengantisipasi peristiwa alam. Aplikasi itu berbasis visual & bunyi yg bisa menampilkan langkah tahapan antisipasi peristiwa, mirip erupsi gunung berapi, tanah longsor, topan tornado, gempa bumi, hujan abu vulkanik, banjir, kebakaran & tsunami.

Sayangnya, software tersebut hanya bisa diakses melalui perangkat kacamata berkualitas di optik tunggal Google Glass yaitu kacamata berkualitas di optik tunggal pandai yg bisa menampilkan segala fakta beserta cepat layaknya smartphone.

Dengan adanya software tersebut diharapkan bisa membantu rakyat mengantisipasi sebelum peristiwa terjadi. Pemilihan Google Glass sebagai perangkat buat software Quick Disaster lantaran fakta yg ditampilkan perangkat tersebut jauh lebih cepat & lebih ringkas dibanding dengan perangkat mobile. Semoga semakin banyak inovasi anak bangsa dalam membantu mengatasi perkara sehari-hari. [iwe]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top