Minggu, 11 Februari 2018

Saya Dirampok pada Siang Bolong !!!

Saya Dirampok pada Siang Bolong !!!

gambar berasal keterangan kota live.com Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Hanya itu istilah yang bisa diucapkan seketika aku tersentak kaget dikala tas tangan mungil hitam kesayangan aku direnggut paksa oleh 2 kawanan perampok berboncengan sepeda motor berasal tangan/pangkuan. Ketika itu aku sedang duduk manis dalam bajaj yang mengantar aku pergi berasal Bank Mandiri menuju tempat tinggal aku. Sebenarnya jeda kawasan tinggal aku berasal Bank Mandiri Cabang Pulomas nir terlalu jauh karena aku hanya membayar 5000 rupiah untuk ongkos bajaj tadi (lebih kurang 1 km).
Kejadian siang hari bolong pukul 2 pada jalan Pulomas Raya itu berlangsung cepat dalam hitungan detik serta membangun aku terpana/bengong tanpa dapat berbuat apapun untuk mempertahankan milik aku tadi. Sepertinya nir ada orang lebih kurang yang ngeh atau melihat insiden itu selain aku, supir bajaj serta 2 orang perampok/penjambret itu. Mungkin karena dikala itu cuaca panas menyengat khas bulan puasa yang mana suasana jalan tampak sepi serta nir banyak orang serta tunggangan lalu lalang. Meski sebenarnya pada pagi serta sore hari jalan raya Pulomas yang adalah jalan utama kompleks perumahan Pulomas selalu ramai oleh orang serta kendaran bermotor.  Jalan Raya ini dipakai menjadi jalan perlintasan/alternatif mobilitas tunggangan berasal serta ke Kelapa Gading, Tanah Mas, Cempaka Putih, Rawasari, Cempaka Mas serta By Pass (Ahmad Yani).
Supir bajaj sempat berinisiatif untuk mengejar kawanan perampok itu dengan melajukan kecepatan bajajnya. Tapi itu pekerjaan yang tidak mungkin menurut kecil penggunaan aku, karena kawanan itu tertentu tancap gas dengan kecepatan maksimum melesat meninggalkan aku serta supir bajaj. Akhirnya dengan lunglai aku menyuruh supir bajaj berbalik arah berjalan menuju ke tempat tinggal aku. Pikiran aku tertentu kosong serta hanya air mata aku yang turun berurai. Sepanjang usia aku 45th, baru kali ini aku mengalami insiden perampokan tas serta semua isinya yang menyesakkan hati. Kalau dompet aku kecopetan pernah mengalami 2 kali, yaitu pertama kali pada dalam bis waktu aku baru menjadi mahasiswa UI (1984) serta yang kedua dikala berbelanja pada ITC Mangga Dua (1998).
Sampai pada depan tempat tinggal aku baru sadar kalau kunci tempat tinggal ada pada dalam tas itu . Nahbagaimana aku bisa masuk sedang tempat tinggal dikala itu sedang terkunci mulai berasal pagar serta pintu depan. Dan bagaimana aku bisa membayar ongkos bajaj? Ya...meski insiden itu terjadi pada dalam bajajnya, aku kira aku wajib tetap membayarnya. Untung aku punya tetangga depan tempat tinggal yang baik hati. Tetangga aku ini punya pembantu bernama Mbak Rati yang suka aku beri uang/bingkisan karena sering diminta bantuan titip kunci serta menjaga tempat tinggal jikalau aku sekeluarga keluar kota beberapa hari (sudah 2 tahun ini aku nir dengan PRT). Alhamdulillah dikala itu mbak Rati ada serta aku dipinjami uang untuk membayar bajaj.
Terpaksa aku wajib menunggu lebih kurang satu jam dirumah tetangga tadi hingga anak bungsu aku Icha pergi sekolah serta barulah aku bisa masuk kerumah aku sendiri dengan kunci tempat tinggal yang dibawa icha. Di tempat tinggal aku tertentu menelpon ke Bank Mandiri, BCA menjadi penerbit kartu ATM serta ke Mega Visa kartu kredit untuk melakukan pemblokiran kartu-kartu aku. Alhamdulillah meski ada selang sekita 1 jam berasal waktu insiden ternyata nir ada saldo rekening yang berkurang atau transaksi kartu kredit yang terjadi.

Setelah berganti kostum tempat tinggal, sholat 'asyar serta istirahat pada kamar aku yang sejuk (AC), fikiran jernih aku mulai menerawang memikirkan insiden yang baru aku alami tadi. Mengapa itu bisa terjadi, bagaimana kira2 modus operandinya, apa yang bisa aku sharing/tulis menjadi peringatan untuk sahabat serta handai taulan khususnya kaum wanita pada kompasiana. Mengapa demikian, karena dalam beberapa hari ini aku sering membaca artikel berasal sahabat-sahabat kompasiana yang berkaitan dengan perampokan/penodongan/penjambretan yang semakin marak pada bulan puasa disini, disini serta disini.
Merunut rentetan insiden pada waktu aku keluar berasal Bank Mandiri Cabang Pulomas, aku baru tersadar akan satu perasaan yang kurang lezat waktu itu yang aku nir memahami kenapa. Saya merasa bahwa dikala itu ada beberapa pasang mata yang memperhatikan semenjak aku keluar berasal pintu Bank Mandiri menuju jalan serta memanggil bajaj. Sepertinya aku sudah menjadi incaran mereka serta tanpa aku sadari mereka mengikuti bajaj yang aku tumpangi serta menunggu dikala yang tepat dimana suasana jalan/lingkungan sedang sepi sehingga mereka dengan gampang merampok/merampas tas yang aku pegang. Kemungkinan akbar mereka adalah kawanan perampok yang beraksi merampok orang-orang/nasabah bank yang menurut bayangan mereka memiliki uang dalam jumlah yang relatif banyak (umumnya merogoh uang pada bank). Saya tertentu bergidik/gemetar dengan analisa aku tadi, karena jikalau demikian adanya, akbar kemungkinan mereka maupun berbekal/memiliki senjata tajam jikalau korban yang diincar melawan. Saya merasa beruntung masih bisa selamat tanpa suatu apapun.
Sebaliknya para perampok itu sebetulnya kurang beruntung. Itu karena uang didompet aku hanya ada 50 ribu rupiah. Entah kenapa dikala itu aku enggan merogoh uang via ATM sehabis terselesaikan melakukan urusan perbankan. Pikiran aku hanya ingin pergi secepatnya karena lelah serta capek sehabis sebelumnya mendampingi tetangga aku berobat ke RSCM. Selain itu hanya ada HP Nokia CDMA contoh lipat yang umurnya sudah 2 tahun tapi tetap aku cintai karena kecil penggunaan serta praktis, kartu-kartu ATM Mandiri, BCA, Mega Visa, Fitness First, Eat n Eat MKG, KTP, SIM, kartu nama orang, peralatan make-up mini serta sebotol parfum kecil kesayangan aku. Kipas kecil, catatan-catatan penting.kacamata berkualitas di optik tunggal baca serta tas tangan mungil yang meski harganya murah meriah tapi sangat aku senangi karena praktis/modis serta belinya pada...Tangs Sporehikshiks. Aika mungkin aku akan hubungi perampoknya serta meminta untuk mengembalikan barang-barang tadi yang menurut aku pasti nir berharga bagi ia sedangkan yang diinginkan adalah barang yang bernilai jual/uang. Tapi ini cuman bualan aku saja untuk mengobati kekecewaan aku..hehehe
Dengan insiden yang menimpa aku ini, maka aku melakukan himbauan kepada rekan-rekan kompasianer beserta handai taulan khususnya wanita yang akan bertransaksi pada bank.
Sebaiknya sangat berhati-hati jikalau keluar berasal bank apalagi jikalau membawa uang dalam jumlah relatif banyak
Waspadalah selalu dengan memperhatikan orang-orang yang ada disekeliling apakah mungkin ada yang mengincar anda
Aika mungkin, hindari dengan tunggangan generik sehabis merogoh uang dalam jumlah yang relatif akbar karena ada kemungkinan anda diikuti.
Aika anda menumpang bajaj sendirian, meski nir membawa uang relatif banyak didalam bajaj harap anda duduk dibagian dalam bajaj (jangan pada tengah/dekat jendela untuk menghindari penjambretan/perampokan.
Meski merogoh uang atau nir, semenjak keluar berasal bank, pegang selalu tas anda erat-erat jangan hingga terlengah.
Aika dengan tunggangan sendiri bagi wanita, hindari menaruh tas pada bangku samping atau belakang karena dengan gampang akan diincar.
Aika hingga dirumah, jangan buru-buru turun berasal tunggangan untuk membuka pintu pagar karena ada kemungkinan perampok masih mengincar anda maupun
Aika memungkinkan hindari ke bank sendiri apalagi jikalau merogoh uang dalam jumlah yang relatif banyak.

Saya teringat istilah-istilah Bang Napi pada TV yang mengatakan bahwa kejahatan itu nir mungkin terjadi jikalau nir ada kesempatan, maka kita selalu wajib WASPADAmaka WASPADALAH!
Salam keprihatinan,
Jakarta, 26 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top