Minggu, 11 Februari 2018

Surga Bawah Laut yang Indahnya Tiada Tara

Surga Bawah Laut yang Indahnya Tiada Tara

Mungkin terdengar terlalu kuno untuk menulis serta menceritakan keindahan galat satu taman bahari kebanggan Indonesia, Taman Nasional Bunaken. Akan poly tulisan yang lebih bagus serta lebih mendetail asal penulis profesional untuk menggambarkan keindahan Taman Nasional Bunaken. Tapi luangkan saat untuk membaca tulisan ini, tulisan asal seseorang yang baru 2 kali dalam hidupnya mengunjungi bahari.

Saya tiba di Manado dalam lepas 19 Juli 2017 alasannya mutasi tugas. Butuh saat hampir tiga minggu untuk mengiyakan ajakan seseorang teman mengunjungi Bunaken. Dengan beberapa teman, akhirnya kami berangkat menuju Bunaken.

Kami datang di Pantai Marina pukul delapan pagi. Setelah menyelesaikan administrasi serta manifest kapal akhinya jam Sembilan kami berangkat. Ditengah perjalanan kami singgah ke galat satu pulau untuk merogoh mesin kapal menjadi cadangan. Kurang lebih empat puluh menit perjalanan, kami tiba di pulau Bunaken. Langkah awal artinya menyewa kostum renang serta alat snorkeling. Yang memproduksi saya suka,penyewa menyediakan kacamata berkualitas di optik tunggal minus, menjadi akibatnya mengakomodasi kebutuhan saya yang memiliki mata minus.

Tempat pertama yang kami datangi masih di bahari dangkal. Dengan roti serta biskuit yang kami bawa, kami bisa memberi makan ikan-ikan. Berbagai pose kami abadikan. Kurang lebih tiga puluh menit kami di sana, akhirnya kami melanjutkan ke lokasi berikutnya, Bunaken Timur.

Karena pede snorkeling di tempat sebelumnya, tanpa pikir panjang saya langsung menceburkan diri asal kapal. Menoleh ke arah kiri, wow keren sekali karangnya. Begitu menoleh ke kanan, saya langsung terkejut serta ketakutan. Saya tidak melihat karang, hanya warna biru yang mengindikasikan sangat dalamnya dasar bahari itu. Relief bahari yang tiba-tiba curam memproduksi saya yang fobia ketinggian panik serta buru buru berenang menuju kapal. Sesampainya di kapal saya tidak berhenti tertawa alasannya ternyata muncul satu rekan yang setipe bersama saya.

Satu hal yang memproduksi saya suka, saat kami datang serta berhenti di Bunaken Timur, kami didatangi seseorang asal pantai bersama berenang. Kami diingatkan agar tidak membuang jangkar yang berpotensi merusak terumbu karang yang berdasar pengakuan beliau, hanya tumbuh satu cm dalam setahun. Lebih baik saling mengingatkan agar obyek pariwisata di Bunaken permanen terjaga serta semua orang bisa menikmatinya.

Setengah jam kami di Bunaken Timur, akhirnya kami melanjutkan ke Siladen Island. Disini kami berada di bibir pantai untuk snorkeling. Pemandangan yag tersaji begitu mengagumkan. Terumbu karang ditambah ikan yang wara wiri di muka kami adalah pemandangan yang menajubkan. Tetapi, semua keindahan itu muncul satu kekurangan, belum tersedianya tempat beribadah untuk umat muslim.

Karena ketiadaan tempat beribadah itulah yang memproduksi kami wajib mampir ke pulau rumah penyewa kapal, alasannya di sana muncul terdapat masjid yang bisa kami pakai untuk beribadah. Selesai ibadah, kami melanjutkan perjalanan kembali serta hingga di Kota Manado pukul empat sore. Masing-masing asal kami berjanji akan kembali lagi ke Bunaken tentunya bersama persiapan yang lebih matang baik asal segi alat, persediaan makanan maupun stamina.

Advertisement

Artikel Bermanfaat serta Menghibur Lainnya

Rasanya Punya Ayah yang Sibuknya Tiada Tara, Bermanja 10 Menit Saja Seperti di Surga
10 Gili bersama Pemandangan Bawah Laut yang Memukau Para Pecinta Snorkeling! Mana Favoritmu, Travelers?
Perkenalkan Lauterbrunnen, Desa Tercantik Di Dunia. Keindahan Surgawi yang Tiada Tara!
12 Cara Hemat yang Bisa Kamu Coba untuk Menuju Surga Bawah Laut Karimun Jawa
Temukan Keajaiban Bawah Laut Gili Meno!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top