Minggu, 11 Februari 2018

Tips Cepat Menghitung Berat Ternak

Tips Cepat Menghitung Berat Ternak

[caption id="attachment_96231" align="alignleft" width="300" caption="sapi limousin mirip tong, bukan/"][/caption] Pada ternak akbar buat menghitung bobot kerbau atau sapi tentu sulit bukan? Kalau unggas cukup diikat kakinya lalu ditimbang beres, bukan? Kalau di perusahaan akbar, bobot sapi dan kerbau biasa ditimbang bareng timbangan ternak.  Timbangan ternak cukup berat dan harganya pun mahal.  Di pasar binatang, timbangan ternak ini tak dijumpai.  Jual beli sapi, kerbau dan domba lebih banyak bareng cara "beuli bogoh" sehingga berat ternak seringkali diabaikan. Namun ternyata cukup bareng seutas tali, bobot ternak, berikut karkas (potongan harga daging tulang) dan bahkan dagingnya bisa ditentukan. Jila dicermati, penampang tubuh kerbau, sapi dan domba menyerupai bentuk geometris berupa tabung. Untuk mencari volume tabung wajib diketahui luas alas dan tinggi. Dalam hal ini, lingkar dada binatang dapat diasumsikan menjadi luas alas bangun bundar dan panjang badan menjadi tinggi. Lingkar dada diperoleh bareng melingkarkan seutas tali di belakang gumba melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur sumber bahu hingga penonjolan tulang duduk. Dengan memperhatikan volume organ kepala, kaki, ekor, dan massa jenis daging atau jeroan bakal diperoleh pendekatan buat memperoleh berat binatang sebenarnya. Melalui aneka macam percobaan, para ahli akhirnya menemukan rumus buat menghitung bobot ternak.  Sebut saja, Schoorl menemukan rumus buat mengetahui berat badan bareng cukup mengetahui satu komponen, yakni lingkar dada. Rumus itu dinamai namanya sendiri rumus Schoorl yaitu Bobot Badan (kg) = {lingkar dada (centimeter) + 22} dikuadratkan dibagi 100. Sementara Scheiffer mengadopsi rumus tabung bareng menampilkan formula, yakni Bobot Badan (lubels) = {lingkar dada (inchi) kuadrat x panjang badan} (inchi) dibagi 300. Rumus ini disesuaikan oleh Lambourne bareng mengonversi ke dalam satuan yang cocok bareng kehidupan rakyat kita, yakni Bobot Badan (kg) = {lingkar dada (centimeter) kuadrat x panjang badan (centimeter)} dibagi 10840. Sejumlah peneliti mencoba menerangkan keakuratan rumus-rumus itu diuji-cobakan terhadap beberapa gerombolan sapi antara bobot taksir dan bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati berat real sapi sebenarnya bareng taraf kesalahan di bawah 10 persen. Sedangkan rumus Schoorl taraf kesalahannya mencapai 22,3 persen. Perbedaan perhitungan berat kepada mahluk hidup merupakan wajar, alasannya bobot binatang sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah (stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang ditimbang sekalipun, implikasi buruk perlakuan dan pengangkutan dapat menimbulkan susut tubuh 5-10%. Dengan memperoleh angka taksiran bobot hidup, maka persentase karkas dan daging dapat segera diketahui. Karkas sapi berkisar 47-57 persen sumber bobot hidupnya dan daging 75 persen sumber karkas. Karkas merupakan potongan harga daging tulang tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Untuk domba persentase karkasnya kurang lebih 45 persen dan dagingnya 75 persen sumber karkas. Kalkulasi ini sangat vital, bagi binatang kurban   dapat memperkirakan jumlah daging dibandingkan jumlah mustahik (penerima daging kurban).  Atau bagi pedagang  maupun dapat dijadikan perbandingan harga apakah binatang yang dibeli terlalu mahal atau nir dibanding harga pasaran.  Hee... Oh, ya ....Satu lagi vital kemampuan menaksir amat vital yaitu umur ternak.  Umur ini amat vital buat mendapatkan daging yang renyah dan marbling baik.  Atau vital maupun menjadi kondisi sah buat ritual akekah dan  kurban.   Jangan kita hingga terkecoh, membeli sapi tua mutlak dagingnya bakal alot dan liat. Umur ternak dapat diketahui sinkron susunan gigi geliginya. Mintalah si penjual menaruh susunan gigi seri (berada di rahang bawah). Jila gigi seri dewasa sudah tumbuh (tampak akbar dan bertenaga seperti kapak, gigi susu mini-mini seperti sisir jagung muda), maka binatang dipandang dewasa/cukup umur (musinnah). Pada domba dan kambing perubahan ini terjadi kepada umur 1-1,5 tahun dan sapi dua-dua,5 tahun.  Hewan tua ditandai pergesekan gigi dan keausan gigi dewasa implikasi pemakaian yang terlampau usang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top