Kamis, 28 Desember 2017

Google Glass Dilarang di Markas Samsung

Google Glass Dilarang dalam Markas Samsung

SEOUL, KOMPAS.com - kacamata berkualitas di optik tunggal pandai besutan Google memang menunjukkan fitur-fitur menarik yang membuatnya disambut antusias. Pada penjualan perdana, Google Glass dilaporkan terjual habis meski harganya Rp 17 juta.

Meski demikian nir seluruh pihak suka beserta kehadiran Google Glass terutama dalam area publik alasannya perkara privasi. Kejadian kurang menyenangkan sempat menimpa beberapa pengguna Google Glass, salah satunya seorang wartawan AS yang diserang seorang wanita saat berjalan ke stasiun kereta.

Google Glass memang bisa dipakai buat memotret & merekam video tanpa diketahui orang-orang dalam sekitarnya.

Kekhawatiran soal fitur intip tadi pula jadi perhatian spesifik dalam kantor sentra Samsung. Seorang awak media yang hendak masuk ke komplek kantor sentra Samsung dalam Korea Selatan, diminta buat nir dengan Google Glass miliknya. Alasannya, soal privasi & kerahasiaan objek-objek dalam markas akbar Samsung.  

Tak timbul kejadian kali ini, permintaan melepas Google Glass disampaikan beserta sopan sang staf Samsung, sang jurnalis asal Filipina itu pun beserta sukarela melepaskannya & membarui beserta kacamata berkualitas di optik tunggal biasa.

Samsung, dalam Kamis (15/5/2014), memang mengundang beberapa jurnalis berdasarkan beberapa negara buat mengunjungi kantor pusatnya yang dikenal beserta nama Samsung Digital City.

Cukup beralasan kekhawatiran Samsung ini alasannya dalam kunjungan kali ini para jurnalis akan diajak masuk ke beberapa area sensitif, salah satunya daerah pengujian produk-produk terkini Samsung.

Meski percaya nir akan dipakai menjadi indera mata-mata sang jurnalis tadi, Samsung ternyata agak risi beserta fitur "intip" berdasarkan Google Glass.

Soal Google Glass bisa jadi indera mata-mata, seorang petinggi Google, Astro Teller, mencoba menepis asumsi yang sudah menyebar luas ini.

"(Google Glass) artinya kamera mata-mata terburuk dalam global. Ia hanya menunjuk sesuai beserta pandangan pengguna, kemudian menyala waktu mengambil gambar menjadi akibatnya sulit dipakai menjadi kamera mata-mata," ujar Teller waktu berbicara dalam konferensi TechCrunch Disrupt dalam awal Mei kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top