Minggu, 11 Februari 2018

Media Konvensional Vs Media Online

Media Konvensional Vs Media Online

Penyajian Berita

Perkembangan mayapada teknologi di bidang kabar dan komunikasi dikala ini telah mengalami perubahan dan perkembangan yg sangat cepat. Perubahan dan perkembangan ini selalu di sertai bareng penemuan-penemuan baru yg dimunculkan buat mendukung teknologi yg telah ada. Perkembangan teknologi di bidang kabar dan komunikasi bisa buktikan melalui kehadiran Internet, yg telah dipakai sang berbagai kalangan.

Internet artinya singkatan asal Internet interconnection Networking, internet adalah jaringan mayapada asal sebuah jaringan computer yg dikembangkan pada tahun 1969 sang US Departement of Defense dalam proye ARPANet (Advanced Research Project Network). Perkembangan internet berlangsung sangat pesat dan mempunyai poly kelebihan, baik secara teknis operasional maupun asal sisi social sebab Internet mempunyai bantuan yg akbar di dalam warga, terutama dalam proses penyebaran gosip bareng memakai internet atau lebih tepatnya media online.

Perkembangan teknologi ini, memberi efek pada gaya hidup warga, yg dulunya mencari kabar bareng membaca surat kabar. Tetapi dikala ini poly warga yg lebih menentukan memakai internet buat mencari gosip, bahkan nir menutup kemungkinan bagi warga yg secara pribadi bisa sebagai asal kabar bagi orang lain.

Media online adalah ruang pemberitaan yg memadukan antara teknologi komunikasi (internet) dan jurnalisme konvensional dalam satu ruang yg diklaim jurnalisme online. Sedangkan surat kabar mempunyai kelebihan spesifik, surat kabar menyediakan halaman atau ruang yg luas bagi suatu konten gosip yg akan dianalisis secara mendalam dan mempunyai ruang penulisan yg berkualitas.

Media konvensional atau media cetak adalah media yg terbit tiap hari secara terus-menerus bareng bentuk goresan pena yg mengandung unsur 5W 1H (what, who, when, where, why, dan how) dan media cetak mempunyai audiens yg terbatas. Berita pada media konvensional tersaji dalam berbagai bentuk mirip artikel, tajuk, feature dll.

Media cetak biasanya berisikan kabar yg lebih terang, lengkap dan panjang. Kualitas jurnalisme konvesional mirip surat kabar ini dalam menyampaikan gosip, sangat dipengaruhi sang orang-orang yg berada di dalam media itu sendiri mirip, wartawannya, penulis, editor, pimpinan dan redaksi.

Menangapi perkembangan asal jurnalisme online, poly surat kabar yg menghasilkan gosip versi media online mirip kompas.com, tribunnews.com, radaronline.com dll. Banyak orang beralih ke media online sebab telah bosan di pasar media cetak sehabis reformasi 1998. Orang melihat media online bisa memberi keuntungan sebab media dipercaya lebih murah dibandingkan media konvensional/cetak

Hal ini lah yg bisa menerangkan bahwa secara nir pribadi ada persaingan yg sangat ketat antara jurnalisme online dan surat kabar. Selain itu jurnalisme online lebih dipilih sang warga sebab mempunyai keunggulan lebih murah, pribadi, cepat, dan bisa berinteraksi pribadi bareng warga dan pula mempunyai fitur multimedia, dan media online menyampaikan gosip secara cepat dan singkat.

Dengan pergeseran generasi warga dan perubahan gaya hidup tersebut maka media cetak semakin terancam kedudukannya dalam menyediakan kabar. Hal sederhana yg bisa menghasilkan media online sebagai ancaman bagi surat kabar yaitu pada jumblah pembaca surat kabar yg makin hari makin menurun. Selain itu sifat jurnalisme online yg selalu up-to-date tiap dikala bareng bebagai informasinya, yg kapan pun dan di mana pun warga bisa pribadi mengaksesnya melalui handphone, smarth phone, atau gadgetnya yg dikala ini bukan sebagai barang mahal lagi.

Perubahan gaya hidup ini di dukung bareng yg akan terjadi survei yg dilakukan sang Pew Project For Excellence in Journalism tahun 2010. Dimana 34% responden membaca gosip secara online dalam 1 x 24 jam (31% menentukan membaca melalui surat kabar) dan secara holistik waktu, 41% membaca melalui media online dan 10% membaca melalui surat kabar. Generasi usia 18 29 tahun, 65%  menyatakan asal utama gosip mereka artinya internet.

Kehadiran media online adalah hal yg positif bagi perkembangan teknologi kabar dan komunikasi. Namun hal yg perlu dilihat asal yg akan terjadi survei ini artinya bagaimana industri surat kabar bisa melakukan suatu hal yg bisa mempengaruhi generasi usia 18-29 tahun ini buat membaca surat kabar.

Pada awalnya media online hanya memindahkan isi beritanya yg ada di surat kabar ke media internet dan nir ada perbedaan sama sekali antara gosip versi online dan cetak. Munculnya portal media online asal beberapa surat kabar ini, secara nir pribadi menerangkan bahwa mayapada surat kabar telah menyadari bahwa mereka perlu melakukan penemuan-penemuan dan mengikuti perkembangan yg ada dikala ini. Melakukan penyesuaian dan mengikuti perkembangan teknologi kabar yg sangat cepat ini perlu dilakukan.

Secara holistik penyajian gosip pada media online dan media konvensional bisa saling melengkapi. Media online dan media konvensional dikatakan saling melengkapi sebab waktu suatu gosip di tulis secara singkat dan nir mendalam di media online, kemungkinan akbar orang akan mencari asal gosip lain buat melengkapi gosip yg dirasa belum mendalam pada media online. Sama halnya mirip media cetak, waktu gosip yg di hidangkan hanya berupa goresan pena atau kalimat-kalimat dan gambar saja, pembaca bisa bareng gampang melihat video terkait suatu gosip di media online asal media cetak yg di bacanya.

Namun dalam menyajikan gosip baik itu media online maupun media cetak, hal mendasar yg perlu diperhatikan artinya perlunya melakukan pengecekan pergi kebenaran asal suatu gosip yg di tulis, gosip yg ditulis nir menyerang kepentingan individu atau gerombolan tertentu atau bersifat netral.

https://ridacoprinting.com/masa-depan-industri-media-cetak-terancam

https://bsi.unissula.ac.id/2013/05/konvergensi-media-dan-masa-depan-media-cetak/

Stanley J. Baran (2012), Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top