Jumat, 10 November 2017

2014 Tahun Gelitik

2014 Tahun Gelitik
2014 Tahun Gelitik

Awal dibukanya tahun 2014 ditandai beserta kenaikan harga elpiji lebih dari 50% yang membikin pusing seluruh ibu rumah tangga & pelaku industri. Dan yang menarik dari sisi lain naiknya harga elpiji tadi adalah alibi bahwa Pertamina selaku penghasil elpiji mengaku merugi hingga trilyunan rupiah selama ini, & lebih parah lagi pemerintah berusaha cuci tanga beserta pernyataan bahwa pemerintah nir bisa meng-intervensi kebijakan pertamina tadi. Pusing khan??

Betul, memang memusingkan.Tapi ternyata menurut banyak pakar bahwa sulit atau mudahnya kehidupan atau berat tidaknya beban pikiran sangat tergantung cara pandang yang kita gunakan. Kalau kita memandang dalam kacamata berkualitas di optik tunggal minus, maka seluruh kenyataan yang terjadi seolah musibah & begatif bagi diri kita. Pun sebaliknya bila kita dengan kaca mata plus, maka seluruh hal yang terjadi akan berdampak positif bagi kita. Atau kalau perlu kita dengan kaca matahiburan supaya apapun yang terjadi pada tengah tengah bangsa ini adalah hiburan bagi diri kita, sebagaimana seseorang comics yang biasa tampil dalam program stand up comedy yang berusaha mencari sisi lain dari informasi yang terjadi & diolahnya menjadi sebuah bit atau materi dalam komedinya..

Penulis sangat tertarik pada materi yang dibawakan oleh Sammy @notaslimboy yang membawakan syarat politik bangsa ini beserta kaca mata seseorang comics sehingga nir menyebabkan keprihatinan bagi audiens, tetapi sebaliknya memecahkan tawa yang menggelegar bagi mereka yang mendengarkan. Artinya ayo kita coba kupas beberapa kenyataan tahun politik ini beserta kacamata berkualitas di optik tunggal lain sehingga nir terkesan seram bagi sebagian penduduk NKRI.

Tahun Politik

Sebagian besar warga melihat tahun 2014 ini sebagai tahun politik, karena pada tahun ini dilaksanakan dua hajat besar yaitu pemilihan generik legislatif & pemiliah presiden Republik Indonesia. Meskipun sebenarnya gaungnya sudah terdengar sejak athun baru 2013 & pada kuartal terakhir tahun 2013 sudah mulai bermunculan foto model baru yang nir hanya menghiasi media cetak, tapi jua semarak mewarnai pohon-pohon, dinding, & asesoris ruang publik lainnya. Mereka terhinggapi virus narsisme mulai dari gaya Alim yang lengkap beserta sorban-kopiah-sarung-sajadah bahkan gambar masjid sebagai latar belakang, hingga menggaet selebritis bahkan pemain sepakbola luar negeri sebagai pasangan dalam foto yang dipajang.

Dari sekian banyak poster tadi yang menggelitik adalah ada keliru satu poster beserta tulisan Kalau mau pekerjaan coblos aku, kalau nir nyoblos berarti aku yang nganggur ha ha ha..entah berfokus atau nir tapi memang faktanya banyak jua yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat karena berharap mendapatkan pekerjaan. Artinya menjadi wail rakyat dipercaya sebagai sebuah pekerjaan layaknya pekerjaan lain, & bukan sebagai tugas/dedikasi kepada warga.

Dan masih banyak poster lain yang menggelitik rasa humor kita mirip keliru seseorang caleg pemuda dengan tagline belia, bertenaga, & bergairah mirip iklan obat bertenaga yang biasa ditempel pada pohon pohon sekitar kota.

Disamping urusan poster para caleg, jua yang menarik perhatian adalah adanya setoran sejak puluhan juta hingga milyaran rupiah bagi orang yang ingin men-caleg-an diri. Lalu kalau memang harus bermodal dana hingga ratusan juta rupiah maka tentu sang caln akan berharap mendapat kick-back dalam jumlah yang signifikan, karena kalau nir demikian maka tentunya beserta nalar yang normal lebih baik dijadikan modal untuk berdagang beserta kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan. Sehingga bila feomena mirip ini dipercaya sebuah kelaziman, maka jangan harap kedepan kita memiliki wakil rakyat yang mau mengurus warga hanya cukup beserta honor atau pendapatan resmi lain yang diterima. Alih alih mengurus warga secara profesional, malah sangat mungkin mengurus kantong sendiri agar balik modal terlebih dahulu untuk menutupi pengeluaran yang dipergunakan pada dikala proses pen-caleg-gan. Dan kalau sudah keluar modal tapi gagal, hening saja, karena ada sebuah rumah sakit jiwa pada palembang yang menyiapkan 5 buah kamar VIP untuk menampung caleg yang stress karena nir terpilih.

Tahun Krisis Ekonomi

Meskipun banyak pengamat yang mengatakan jatuhnya nilai tukar rupiah nir akan membuahkan krisis ekonomi secar nasional, tetapi beserta merangkak naiknya beberapa kebutuhan utama yang dimulai beserta kenaikan elpiji hingga mencapai 80% & akan diikuti oleh kenaikan tarif dasar listrik serta serombongan kenaikan kebutuhan lainnya tentu kalau nir dibarengi beserta kenaikan pendapatan warga, maka hal ini akan menciptakan kesulitan hidup ditengah tengah warga.

Tapi percayalah sesulit apapun keadaan warga kita, maka akan beserta cepat tercapai kesetimbangan baru dalam arti warga akan segera menyesuaikan diri beserta keadaan sulit tadi. Karena warga indonesia dikenal paling hebat & cepat ber-adaptasi beserta lingkungan apapun. Sebut saja dalam urusan masakan, sekalipun banyak makanan yang mengandung bahan berbahaya tapi ternyata sangat sedikit laporan medis yang diterima terkait konsumen yang sakit sehabis men-konsumsi makanan tadi.

Sehingga pemerintah atau siapapun yang mengatur negara ini sangat faham beserta sifat dari masyarakatnya, yaitu lapang dada & gampang lupa. Menerima segala sesuatu kebijakan pemerintah sebagai sebuah takdir & beserta gampang melupakan segala sesuatu keburukan yang diterimanya sehabis terhapus beserta kebaikan sesaat. Itulah sebabnya, rezim dimanapun diseluruh peloksok negeri ini akan tetap bertahan sepanjang bisa menyampaikan gula gula yang anggun meskipun untuk waktu yang sangat singkat. Dan saking gampang lupanya, masyarakatpun acapkali lupa membedakan antara pilkada beserta pil KB. Yang satu bila sudah jadi maka akan lupa, sedangkan yang satunya kalau lupa maka akan jadi, he he he.

Jadi jangan takut akan krisis, karena menurut seseorang pakar, warga kita memiliki daya tahan adaptasi mirip seekor katak. Bila kita memasukkan seekor katak kedalam panci berisi air, kemudian diletakkan diatas kompor, maka sekalipun kompor tadi dinyalakan, sang katak nir akan melompat keluar hingga mencapai suhu kritis kemudian seketika katak tadi tewas !. Artinya sang katak mengikuti keadaan beserta cepat terhadap meningkatnya suhu air yang dipanaskan, hingga pada suatu titik dimana tubuhnya nir bisa menunda suhu tadi, maka akhirnya berakhirlah riwayat sang katak..

Itulah mungkin sebabnya justru yang menciptakan krisis malah pemerintah itu sendiri, yang seharusnya bertugas menjaga keamanan & ketenangan warga negaranya. Tapi uniknya pada NKRI ini, malah pemerintah & para elite-elitenya yang selalu gaduh sehingga warga generik yang sibuk memikirkan & membicangkan polah tingkah pemerintah & elite. Sangat tidak selaras beserta masa sebelum reformasi, dimana justru pemerintah yang memikirkan nasib warga, bukan warga yang memikirkan pemerintah. Inilah lawan asas yang akan berlanjut terjadi pada negara yang kita cintai ini.

Sikap Masyarakat

Lalu kalau demikian keadaannya, bagaimana kita sebagai warga harus bersikap?? Bila merujuk pepatah sing waras ngeleh, yang masih bisa berpikir normal usahakan mengalah. Maka kita tinggal duduk anggun & menonton banyak sekali pertunjukan kekonyolan tadi. Tapi tentunya sidang pembaca nir sepakat kalau kita apatis nir melakukan apapun untuk memperbaiki negeri ini. Tapi bila ingin turut memperbaiki keadaan ini, apa yang harus dilakukan.

Meminjam suara iklan keliru satu calon presiden yang berbunyi kalau bukan kita, siapa lagi, & kalau bukan sekarang, kapan lagi, maksudnya adalah perubahan harus dimulai dari kita & dimulai sekarang jua. Permasalahannya adalah kita yang mana? Apakah kita sebagai anggota parpol atau kita sebagai warga generik?. Karena berkali kali istilah PERUBAHAN digaungkan tapi tokh yang berubah hanya nasib segelintir kalangan yang memposisikan sebagai elite pada tengah tengah warga. Dan nasib warga generik hampir niscaya selalu tergantung pada kebijakan para penguasa, menjadi warga yang lemah & tergolek nir berdaya diombang ambingkan oleh gelombang kebijakan yang liar tidak tentu arah.

Akhirnya, buka saja pikiran kita seluas luasnya sebelum melakukan dukungan atau pilihan, kemudian waktu yang didukung terpilih menjadi wakil rakyat atau pejabat publik ya kita harus bersyukur, sekalipun pada akhirnya kebanyakan mereka akan lupa memperjuangkan aspirasi kita. Tokh mereka akan mewakili kita sebagai rakyat, artinya kalau kita nir sempat punya mobil mewah, maka mereka akan mewakili kita untuk memilikinya. Dan kalau kita nir sempat keliling indonesia atau bahkan keliling dunia, maka merekapun akan mewakili kita berjalan-jalan beserta alasan studi banding, sedangkan kita cukup studi banting, he he he begitulah. Namanya jua berusaha menikmati apapun yang terjadi pada negara Democrazy ini. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top