Minggu, 26 November 2017

Beningnya Hati

Beningnya Hati
Beningnya Hati

Samar-samar seluruh warna tampil monoton, putih.

 Ada warna merah, namun terlihat hampir putih. Sekelebat bergerak sesuatu, warnanya maupun putih.

Cylia, coba ceritakan, warna apa yg paling paradoksal ketika ini?  

Putih 

Hanya putih? 

Ndak, terdapat warna lain, hitam. Tapi hampir abu-abu Jawab Cylia.

Oke 

Kembali obat tetes 2 x sehari, pagi pukul 08.00 dan sore hari pukul 16.00 perintah dokter Segred pada perawat. 

Cylia, aku akan kembali ke ruang kerja, buat sementara datang dokter seorang ahli kulit. Dua hari lagi aku akan datang, oke! Dokter Segred menggenggam tangan Cylia dan menepuk bahunya, memberi dukungan.

Bruder, apakah boleh gunakan perban mata? tanya Cylia.

Jangan! abaikan saja gitu. Mata wajib terlatih terima pekanya cahaya dan warna. 

Perawat menimpali sembari siap-siap akan meninggalkan ruang inap Cylia. Dengan sabar bruder Andi menyediakan segelas air putih di atas meja dekat kawasan tidur Cylia.

Sepeninggal perawat, perlahan Cylia menarik laci meja di sampingnya. Cermin ukuran kecil pada kotak makeup digenggamnya bertenaga, seakan-akan kawatir cermin akan jatuh dan pecah bila Cylia berteriak.

Air mata panas merembes keluar menurut kedua mata, begitu panasnya hingga meninggalkan jejak pedih. Kulit serasa terbakar. Pelan ditepuknya kulit pipi beserta perban halus. Usaha mengintip raut wajah pada cermin gagal. Bayangan halus putih masih maupun terlihat.

Pukul delapan malam sebelum akhir tugas, kembali bruder Andi datang menjenguk Cylia.

Hei, gimana? apa istilah dokter kulit tersebut? sapa Andi.

Ya, mulai kering. Hanya bagian dada terlalu sensitif.

Perlu waktu, timpal Andi. Percayalah, masuk satu tahun sempurna akan kembali mirip dulu meskipun terdapat perbedaan.

Hati-hati sekali Andi mengucapkan istilah-istilah ini. Kawatir Cylia menjadi terpuruk karenanya.

Dipandangnya wajah Cylia sebelum Andi beranjak kembali. Membandingkan beserta foto Cylia pada screen telepon amanah istilah, jauh beda bumi dan langit.

--

Cylia sekarang, bukan lagi Cylia pegawai ABN AMRO bagian Human Resources.

Cylia sekarang, pasien secara teratur pada sebuah klinik psikiater. Hampir 3 tahun Cylia menghabiskan waktu buat mengembalikan rasa percaya diri.

Cylia sekarang, bukan lagi seorang Cylia yg berani melarikan Peugeot nya beserta kecepatan maksimum 130km.

Kemana Cindy, Rachel dan grup karnaval yg tiap tahun selalu rutin membuat acara? Mereka terdapat, namun tiada. Suara mereka sengaja ditekan, seakan takut tertular penyakit akut.

--

Ketika itu, hampir saja pukul 2 siang ketika usai lunch.

Ketika itu, baru saja bereskan memo di atas meja dan nyalakan kembali komputer.

Dan ketika itu, baru saja 2 kali ring telepon berbunyi di dekat keyboard komputernya.

Tanpa jarak waktu, tanpa peringatan, seseorang menyerangnya. Tanpa sempat melihat, percikan cairan membasahi wajah, bagian depan atas tubuh dan bagian dalam kedua tangannya. Panas, perih, seakan terbakar menguasai Cylia. Terdengar teriakan panik, benda pecah, kursi jatuh, meja dipukul dan teriakan ancaman. Jeritan minta tolong, sayup akhirnya menghilang.

Sekelebat seluruh menjadi gelap. Satu minggu Cylia dipaksa hidup coma oleh dokter. Orang tua dan saudara tertua satu-satunya menginap di rumah sakit. Berita menyedihkan; Cylia menjadi cacat seumur hidup akibat cairan fosfor. 

--

Satu capuccino! pesannya ketika mampir di Subway.

Topi berpelepah lebar yg menutupi pinggir kiri kanan wajahnya sangat membantu. Ditambah selendang warna lembut. Leher baju model tinggi mirip itu cocok buat Cylia. kacamata berkualitas di optik tunggal warna gelap dan ukurannya sedikit akbar, sengaja ia pesan lewat online.

Sekali-kali iPhone ditekannya, dan sekali waktu wireless headphone dibetulkan letaknya. 

Berapa harga? sapa Cylia pada pelayan yg kebetulan lewat di depannya.

2,10

2,50 ia tinggalkan pada meja. Ketika hendak beranjak seseorang menghampirinya.

Hei you, apa kabar nih? 

Sebaris gigi putih dan satu gigi gingsul yg menyembul hiasi wajah yg ia kenal, bruder Andi.

Hei you too sapa Cylia ceria.

Mau kemana?

Mau jalan-jalan cuci mata, eh gak ding, mau nyuci dompet, ha ha ha. tawa Andi. 

Mau ikut gak, lihat angsa di pinggir sungai. Gak jauh menurut sini kok ajak Andi.

Sebelum hingga di pinggir sungai, sejenak mereka mampir di toko roti. Setengah kemasan roti tawar, 2 donat coklat dan 2 botol kecil air mineral, membekali langkah mereka menyusur jalan setapak pinggir sungai Maas.

Duduk gunakan alas jaketku aja Andi mengingatkan.

Gak ah, ntar kotor

Kotor rumput dan lumpur ringan, ntar maupun mesin cuci yg bikin bersih Mereka tertawa berdua.

Satu-satu bebek liar berdatangan menanti lemparan potongan harga roti menurut Andi dan Cylia.

''Tau gak, 2 angsa itu?  tanya Andi

Cylia menggelengkan koordinator. Emangnya knapa

Yang betina kakinya cuma satu. Ntah kejadiannya dimana lanjut Andi.

Cylia melongo iba. 

Tau gak, angsa termasuk hewan setia lagi-lagi Andi berkisah.

Jadi si jantan nungguin si betina kaki satu di sini? tanya Cylia

Andi angguk mengiyakan.

Mereka gak akan pernah terbang arah selatan lagi sahut Andi. Transit tetapnya di sini.

Terlihat potongan harga roti yg mereka lempar disambar oleh angsa jantan, namun tak ditelannya lantaran menunggu angsa betina mengambil menurut paruhnya. Perlahan dan penuh afeksi disuapnya betina kaki satu. 

O wat lief (O... so cute) bisik Cylia.

Lagian, cinta bukan melulu kaki satu tau. Cinta tuh terdapat di sini Andi menepuk dadanya sendiri. 

--

Pertemuan beserta bruder Andi dan angsa kaki satu, menggelitik perasaan Cylia. Waktu mengantar mereka berdua menjadi pengunjung setia pasangan angsa dan bebek liar. Dan waktulah akhirnya mempertemukan mereka dalam kehidupan yg nyata. 

Mampir di pasar, di tengah kota, Andi sibuk memilih bunga Carnation selera Cylia. Tak lupa selipan kartu kecil dan 3 helai pita hias melilit.

''Beauty is not in the face, beauty is light in the heart

Begitu tulis tangan Andi, menyomot quotes menurut Khalil Gibran. Tak lupa sisipkan, hou van jou, miljoen keer. Andi

Masuk pintu rumah, aroma ayam goreng dan serundeng kesukaannya menerpa hidung. 

Papa,...  gendong dong, heb je cadeautje voor Mama? Ucap Michela putri sulungnya.

Cylia timbul menurut dapur, menyambut Andi. Andi memeluk Cylia dan Michela. Bertiga mereka berpelukan sembari teriak; 

Happy Valentines day voor ons allemaal

Kembang Carnation, ayam goreng dan serundeng menghiasi hangatnya cinta kasih Andi, Cylia dan Michela. Namun yg terpenting adalah, Andi menyayangi Cylia beserta tidak melihat rupa wajahnya yg cacat. Namun hatinya yg bening. The beauty is light in the heart.  

--

(da140217nl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top