Senin, 04 Desember 2017

Bolongnya Kacamata

Bolongnya Kacamata
Bolongnya kacamata berkualitas di optik tunggal

Kawan-mitra tampaknya tidak timbul yg memahami kalau kacamata berkualitas di optik tunggal plus yg kupakai bermasalah. Mereka pun tidak menyangka, jika kacamata berkualitas di optik tunggal yg terlihat gaya ini, harganya tidak lebih berdasarkan 5 puluh ribu rupiah.

Banyak insiden, insiden juga pengalaman sehari-hari yg terlepas berdasarkan pengamatan, terhalang oleh rutinitas atau tertutup aktifitas yg lebih menyita fokus.

Suatu masa, tidak tercatat kapan tanggalnya, dengan tiba-tiba & mendadak serta bertubi-tubi, siang hari badan merasa kurang nyaman, masuk angin & agak pusing. Itu menerangkan, niscaya. Penyebabnya ditemukan, pagi hari waktu hendak berangkat kerja, dikarenakan kesiangan bangun, tergopoh-gopoh, & lupa sarapan.

Jenuh, gagal fokus dalam bekerja, itu tanda-tanda juga, bukan melulu faktor usia, yg acapkali sebagai bahan candaan atau pembelaan diri. Pikir & penilaian diri, mungkin saja terlalu sibuk bekerja, lupa menyisihkan waktu bersantai, atau mengabaikan hobi yg dulu acapkali kita lakukan. Bahasa gaulnya Kurang Piknik.

Kembali ke kacamata berkualitas di optik tunggal, timbul tanda-tanda yg baru disadari waktu berbincang cukup lama dengan mitra-mitra.

Suramnya wajah mitra-mitra, semula hanya diklaim biasa, & itu dimaknai keliru, sebagai kurang safety.

Sepotong plastik bening berbentuk elips, tergeletak pada dekat laptop, & itu sebagai kunci perubahan makna.

Rupanya, bukan wajah mitra-mitra yg bermasalah, namun sudut pandang diri yg suram alasannya adalah kacamata berkualitas di optik tunggal bolong terlepas satu keping sisi kiri.

Belajar berdasarkan kacamata berkualitas di optik tunggal bolong, mengingatkan kita buat lebih sensi membaca tanda-tanda, introspeksi & mencari solusi supaya kita tidak jatuh dalam permasalahan yg lebih berfokus & merugikan. (/stalgijk)

Padalarang, 10 Feb 2017

Catatan : Ilustrasi diperankan contoh, foto dok langsung j.krisnomo    /Bandung, 10 Feb 2017

Penulis  : Johanes Krisnomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top