Jumat, 02 Februari 2018

Lagi dalam Luar Negeri & Harus Puasa 19 Jam Asal Tahu Cara Menyiasatinya, Nggak Akan Jadi Masalah.

Lagi di Luar Negeri dan Harus Puasa 19 Jam Asal Tahu Cara Menyiasatinya, Nggak Akan Jadi Masalah.

Di kota daerah aku merantau, Oxford (United Kingdom), puasa bulan Ramadan kali ini berlangsung lebih kurang 18 19 jam, dimulai dari lebih kurang jam 2-an pagi hingga bareng jam 9-an malam. Ini hingga masuk info di BBC lho, karena Ramadan kali ini memecahkan rekor sebagai Ramadan bareng lama berpuasa terpanjang di United Kingdom selama 33 tahun terakhir.

Glek.

Pertama kali puasa di musim panas misalnya ini (empat tahun yang kemudian), aku deg-deg-an bukan main. Puasa 19 jam? Bagaimana mungkin aku mampu bertahan hayati? Gimana caranya izin bertenaga puasa 19 jamn? Simak tips-tips berikut ini!

1. Tip 1: Jangan ketinggalan sahur!

Sahuuur Sahuuuur via https://pixabay.com

Saat puasa 19 jam lamanya, sahur jadi sesuatu yang luar biasa krusial.

Kalau takut gak mampu bangun, menurut aku mending begadang sekalian dari Magrib hingga sahur karena waktunya mepet banget! Waktu Isya baru dimulai jam 11 malam lebih Selesai tarawih mampu jam setengah satu, kemudian jam 2 lewat udah Subuh lagi. Berarti waktu tidur antara tarawih-sahur cuma lebih kurang 1 jam-an. Kalau aku tidur, aku hampir selalu ga mampu bangun jadi buat aku, paling kondusif ya nggak usah tidur sebelum sahur.

Terus tidurnya kapan dong? Tergantung jadwal kerja/aktivitasmu.

2. Tip 2: Makan masakan yang kaya serat dan kaya protein

Roti wholemeal via https://pixabay.com

Karbohidrat kompleks yang kaya serat sudah terbukti mampu membentuk kita merasa kenyang lebih lama. Menurut pedoman puasa sehat dari NHS (Layanan Kesehatan Nasional di UK), ini karena masakan jenis ini membantu melepaskan tenaga secara perlahan (mungkin mereka bermotto alon-alon waton kelakon)

Kalau aku sudah terlalu malas buat masak/menghangatkan masakan yang ribet, menu sahur penyelamat aku umumnya: sandwich sederhana yang terdiri dari roti tawar wholemeal (gandum utuh) dan selai kacang tebal. Kaya serat, kaya karbo kompleks, kaya protein, masih jauh lebih sehat dibanding gorengan (hiks), dan super gampil bikinnya sehingga cocok buat para pemalas misalnya aku.

tiga. Tip tiga: Udah gitu, makannya dicicil

Memamah masakan sedikit demi sedikit via https://pixabay.com

Karena bukan cuma KPR yang mampu dicicil. Dan berdasarkan pengalaman aku, metode ini lebih nyaman dan sehat dibanding makan besar 2 kali (iftar & sahur).

Lho jadi kalo buka puasa, makan apa dong?

Yaaa makan misalnya mau makan malam, akan tetapi porsinya sedang aja, jangan hingga kenyang-kenyang banget. Lagipula menurut sunnah Rasul kan berhenti (makan) sebelum kenyang. Terus dicicil, jadi setelah Isya atau tarawih, mulai cicil makan dikit-dikit hingga sahur.

4. Tip 4: Minumnya juga dicicil

Mencicil minum via https://pixabay.com

Ini sudah aku buktikan melalui eksperimen sederhana bareng subyek eksperimen: diri aku sendiri (karna aku ga punya budget buat beli tikus lab).

Jadi apabila aku minum bareng metode langsung glukglukgluk (aku asumsikan anda mengerti maksud aku), dalam waktu beberapa menit aku wajib langsung ngibrit ke kamar mini.

Tapi apabila aku minum bareng metode tandingan, yaitu minum pelan-pelan (apabila mampu sembari diresapi, disyukuri, sembari zikir sekalian.) sukses! Airnya mampu bertahan di badan dalam waktu yang secara statistik signifikan.

5. Tip 5: Minum cairan yang rupawan fungsi hidrasinya

Susu murni via https://pixabay.com

Tahu nggak apabila susu lebih rupawan buat hidrasi tubuh daripada minuman olahraga/isotonik?

Ini bukan tipu-tipu! Saya pertama kali ngeh mengenai yang akan terjadi riset ilmiah ini dari sebuah film dokumenter BBC. Anda juga mampu baca yang akan terjadi risetnya di artikel TIME Magazine ini. Kok mampu? Ini karena menurut para peneliti, susu punya komposisi sodium, karbohidrat and protein yang sempurna, sehingga mampu membantu tubuh mempertahankan cairan lebih lama. Selain susu murni dan air biasa, aku juga selalu minum air kelapa (coconut water), karena kaya mineral.

Yang krusial jangan hingga kehilangan cairan tubuh! Ingat, kehilangan cairan tubuh parah mampu membuahkan sakit kepala, kelelahan, bahkan kematian.

6. Tip 6: Kalau beraktivitas di luar, lindungi kepala dan matamu

Lindungi kepala via http://www.kuliahdioxford.com

Apa aku aja yang tak sporadis sakit kepala apabila beraktivitas di bawah sinar mentari terik? Buat aku, yang mampu membantu artinya payung atau topi. Ditambah kacamata berkualitas di optik tunggal hitam mungkin lebih oke? Ini serius, bukan cuma demi #kekinian kok

7. Tip 7: Kalau memungkinkan, hindari kegiatan fisik berat di siang hari

Kegiatan fisik via https://pixabay.com

Misalnya: apabila umumnya anda olahraga lari 20 km setiap pagi, di bulan puasa mungkin mampu ganti jadi angkat beban di malam hari setelah berbuka puasa misalnya mbak ini, keren kaaaaan.

8. Tip 8: Kompres air dingin

Sedingin gunung es Antartika via https://pixabay.com

Teknik ini aku temukan pertama kali sewaktu aku kuliah di Qatar. Waktu itu disana juga musim panas, dan suhunya mampu mencapai 40 derajat lebih. Tenggorokan ini cita rasanya kering banget segersang padang pasir.

Tapi tiba-tiba aku punya ide cemerlang! Ambil tisu tebal atau sapu tangan, rendam di air dingin (apabila mampu air es sekalian), peras misalnya memeras kompres buat demam kemudian tempel di leher! Sumpah, dulu aku sembari jalan kemana-mana gunakan kompres di leher akan tetapi nggak muncul yang ketawa karena nggak muncul yang tahu. Soalnya aku gunakan jilbab!

Semoga tips-tips di atas bermanfaat, ya!

Advertisement

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Kuliah ke Luar Negeri Bukan Lagi Mimpi, Asal Kamu Bisa Membebaskan Diri dari 8 Mitos Ini!
Lewat 5 Langkah Mraktis Ini, Impianmu Studi Ke Luar Negeri Tak Lagi Jadi Mimpi!
Homesick Saat Kuliah di Luar Negeri Itu Pasti. Jalani 5 Tips Ini Biar Kamu Tetap Happy
8 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Paspor di Umurmu yang 20-an
Bikin Trenyuh dan Salut, Begini Kisah Loper Koran yang Berpuasa di Belanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top