Jumat, 01 Desember 2017

Bijak dalam Menghadapi Kids Zaman Now

Bijak dalam Menghadapi Kids Zaman Now
Bijak dalam Menghadapi Kids Zaman Now

Anak  Jaman Now merupakan sebuah istilah bareng makna yang luas & tiap pengguna memiliki presepsi masing-masing. Kalimat ini menjadi topik pembicaraan pada jejaring sosial twitter & facebook. Tetapi apa sih arti anak jaman now? kalimat ini diungkapkan buat memberitahuakn tingkah laku remaja masa kini yang tingkah lakunya super dumper keterlaluan berdasarkan kacamata berkualitas di optik tunggal jadul &  terkadang menciptakan kita menjadi orang tua  mengelus dada melihat tingkah laku mereka.

***

Berbicara mengenai dunia parenting dari jaman dulu, hingga sekarang itu nir  pernah gampang, jangan dikira jaman sebelum millenia itu gampang, ohhh nir !!! sebelum-sebelumnya itu sempurna susah. Dan  selalu menjadi issue disetiap generasi yang tak lekang oleh waktu. Kita selalu ingin menjadi orang tua yang lebih baik.

Bagaimana menjadi orang tua yang baik pada jaman now ini, ala saya?

Pada goresan pena  kali ini, saya hanya ingin menyebarkan sedikit  pengalaman dalam menghadapi anak pada jaman sekararang atau jaman now. Menjadi orang tua jaman now itu susah-susah gampang, ngeri-ngeri sedap  hahhahah itu yang saya rasakan & saya jalani selama ini. 

Ok to the point saja ya ...Saya memiliki 3 orang anak, 2 perempuan yang sudah menginjak dewasa & satu lelaki ABG. Sewaktu mereka masih mini saya sangat over protective. Sebenarnya bukan lantaran apa juga sih... Saya terlalu parno alias terlalu worry, mungkin lantaran saya terkadang wajib menjalankan fungsi menjadi orang tua tunggal disaat suami sedang dinas keluar kota.  Akan namun setalah mereka menginjak remaja, saya mulai kewalahan menghadapi tingkah laku mereka. Pola asuh yang awalnya nisbi ketat bareng anggaran wajib mengikuti apa ungkap saya. sedikit-sedikit aturanyang saya buat mulai agak longgar mengikuti cita-cita mereka, namun tetap dalam kendali saya.

Mempunyai 3 orang anak bareng karakter & talenta yang berlainan, menciptakan saya wajib bisa memilah-milah anak yang mana wajib pada perhatikan bareng ekstra. Semisal anak saya yang nomor 2 buat pelajaran Eksak beliau kurang suka, namun dipelajaran lain beliau nir bermasalah, sedangkan anak sulung & bontotku buat pelajaran eksaknya mendapatkan nilai  diatasa homogen-homogen. Karena nilai mata pelajaran eksak anak saya nomor 2 minim, hampir tiap tahun dikala beliau SD & SMP saya menghadap wali kelas & guru bidang study.

Saat itu saya menjadi orang tua merasa sebel. Ditambah galat satu walikelasnya menyarankan tinggal kelas saja!! dikala itu saya marah banged, dikira yummy kali ya main tinggal kelas, gak mikir efek samping dari itu, ?  berapa porto setahun yang sudah saya keluarkan? trus apa yang terjadi bareng kejiwaan anak saya melihat sahabat-temannya naik kelas sedangkan beliau wajib  tinggal kelas? trus moso gegara nilai eksaknya yang minim, nilai-nilai mata pelajaran yang lainnya nir dihitungkan?

Adu argumen & pasang badan dikala itu yang saya lakukan hahhahahha. Singkat cerita akhirnya terlewati juga SD & SMP lancar jaya tanpa wajib muncul ungkap tinggal kelas. Saat pemilihan SMA, beliau meminta masuk SMK saja bareng alasan izin gak ketemu bareng mata pelajaran Eksak. Pas ditengah-tengah perjalanan, eh beliau minta pindah sekolah tanya masuk SMA saja. Dengan tegas saya bilang ke beliau, SMK itu pilihan beliau & wajib dipertanggung jawabkan bareng cara menyelesaikan pendidikan pada SMKnya itu. 

Anak saya yang nomor 2 itu sangat khas selalu menciptakan kejutan, sehingga saya jadi terkejut bagaikan  tersengat kalajengking.. hahhahaha Sebenarnya yang nomor satu waktu SMP pernah melakukan kenakalan juga sih, merubah nilai mid semesternya bareng cara men Tip-X. Untung waktu masih berseragam putih abu-abu saya juga pernah bandel, jadi ketika mereka mulai melakukan hal yang konyol, saya cepat tanggap hahhaha

Menjadi orang tua jaman now itu menurutku merupakan wajib ekstra cerdas, melindungi & sabar

1. Harus lebih cerdas, artinya kita boleh terlahir pada jaman jadul, tapi pola pikir kita diatas anak jaman now, bareng cara terus menambah literasi, baik itu digital ataupun  pengetahuan parenting. Dalam mendidik anak kita wajib pandai menempatkan emosi, dikala dimana kita wajib mempertahankan anggaran, & pada dikala mana kita wajib mengikuti cita-cita anak. Ibarat dalam bermain layang-layang, kapan kita wajib mengulur, kapan wajib disentakkan & kapan wajib ditarik kencang.

2. Harus selalu melindungi anak-anaknya dari intimidasi & krisis percaya diri lantaran kekurangan yang dimiliki anak tadi, bareng cara terus memotifasi buat menggali kemampuan lain yang dimilikinya.

3. Harus Eksrta sabar, menjadi orang tua jaman now kita dituntut buat ekstra sabar dalam memahami cita-cita anak, kita nir boleh memaksakan kehendak.

Mau memahami lebih poly  keseruan lika-liku dalam menghadapi Kids jaman Now? silahkan nonton "Film My Genertation" 

Film "My Generation" bercerita tentang persahabatan 4 anak SMU, Zeke, Konji, Suki & Orly. Di awali bareng gagalnya mereka pergi liburan kaqrena video sintesis mereka yang meprotes guru, sekolah & orang tua menjadi viral pada sekolah mereka. Hingga mereka dihukum nir boleh pergi liburan. Tetapi mereka terlalu keren buat mengutuki keadaan & menciptakan orang-orang yang sudah menghukum mereka puas.

Laporan sekilas yang terkesan nir istimewa, akhirnya justru membawa mereka pada kejadian-kejadian & petualangan yang member pelajaran sangat berarti dalam kehidupan mereka. Ke-empat sahabat itu memiliki ciri yang tidak selaras bareng perseteruan yang tidak selaras-beda juga.

Orly menjadi perempuan yang kritis, pintar & berprinsip & beliau sedang dalam masa pemberontakan akan kesetaraan gender & hal-hal lain yang melabeli kaum perempuan. Salah satunya tentang keperawanan. Orly berusaha mendobrak & menghancurkan label-label negatif yang tak sporadis diberikan kepada perempuan. Diluar itu Orly bermasalah bareng ibunya yang sigle parent, yang sedang berpacaran bareng pria yang lebih belia. Bagi Orly gaya hidup sang mak nir berdasarkan bareng umurnya.

Suki menjadi perempuan paling cool diantara sahabat-temannya.. Selayaknya anak belia pada biasanya Suki memiliki krisis kepercayaan diri yang berusaha beliau sembunyikan . Tetapi krisis kepercayaan dirinya semakin akbar seiring bareng sikap orang tuanya yang selalu berfikiran negatif  padanya.

Zeke Pemuda rebellios tapi juga easy going & sangat loyal pada sahabat-sahabanya ternyata memendam kasus yang sangat akbar & menyimpan luka yang dalam dihatinya. Zeke merasa ke 2 orang tuanya nir mencintainya & nir menginginkan keberadaannya. Untuk menyembuhkan luka yang dipendamnya, Zeke wajib berani mengkonfrontasi ornag tuanya & membuka pintu komunikasi yang selama ini terputus diantara mereka.

Konji menjadi pemuda polos & naif, tengah mengalami dilema bareng masa pubertasnya, iaq merasa pada tekan oleh anggaran orangtuanya yang sangat bodoh & over protective. Hingga muncul satu kejadian yang membuatnya shock. Hal itu menciptakan kepercayaannya pada orang tuanya hilang & Konji balik mempertanyakan moralitas orang tuanya yang sangat kontradiktif bareng semua peraturan  yang mereka tuntut terhadap konji.

Sekilas tentang Ifi Sinema

Ifi Sinema  mulai berkiprah pada Industri Perfilman semenjak tahun 2007 lalu, segera meluncurkan film terbarunya yang bergendre drama remaja yang mengangkat problematika remaja Millenias  berjudul " My Generation" yang segera tayang tanggal 9 November 2017 mendatang ditandai bareng peluncuran official trailler & poster.

Di film produksi terbarunya ini, IFI Sinema pergi menggandeng Upi menjadi sutradara film sekaligus memperkenalkan 4 pemain fesh yang berdasarkan bareng karakter temaja mllenial yang ingin diankat serta menyampaikan new face dalam industri perfilman Tanah Air yaitu : Bryan Langelo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie & Lutesha. Serta para pemain senior antara lain Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Surya Saputra, Joko Anwar, Indah Kalolo, Karina Suwandhi dab Aid.

**** END***

pict kolesksi eksklusif

sumber IfiSinema

Pamulang, 27 Oktober 2017

Salam Sayang : MSL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top