Minggu, 11 Februari 2018

Misteri Kematian Osama bin Laden Ditembak AS atau Bunuh Diri

Misteri Kematian Osama bin Laden Ditembak AS atau Bunuh Diri

Dunia mencerna fakta tunggal bahwa Osama bin Laden tewas ditembak anggota pasukan elit Navy SEAL Amerika Serikat dalam daerah pedalaman Pakistan, Abbottabad, 1 Mei 2011.

Namun pengakuan mengejutkan dilontarkan mantan pemimpin gerombolan Jihad Islam Mesir, Nabeel Naeem Abdul Fattah. Dia menjelaskan, Osama sebenarnya tewas lantaran bunuh diri. Pemimpin Al Qaeda itu meledakkan diri sendiri bareng bom yg dipasang dalam pinggangnya.

"Cerita pemakaman bin Laden dalam bahari sangat mencurigakan. Presiden AS Barack Obama berbohong waktu dia menyebut bin Laden dimakamkan dalam bahari. Tubuh bin Laden terpotong sebagai beberapa bagian, yg sangat sinkron bareng agresi bom bunuh diri agar nir muncul petunjuk sedikit pun bagi tentara AS buat mengidentifikasinya," beber Abdul Fattah, yg mengaku menerima fakta dari kerabat dekat Osama, dalam wawancara tertentu kepada Gulf News, Rabu (29/5/2013).

Pria yg sebagai pengawal pribadi Osama ini menuturkan, Osama selalu mengenakan sabuk peledak ke manapun dia pergi, dalam 10 tahun terakhir. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi penangkapan pasukan AS.

"Dia tak akan pernah menaruh jiwa raganya buat orang Amerika," ujar Abdul Fattah.

Badan Intelijen AS, sambung dia, menginginkan Osama bisa ditangkap hidup-hidup. Tapi mereka keliru perhitungan. Osama meledakkan diri agar nir ditangkap.

"Dia (Osama) ingin menjaga rahasia hingga tewas. Dan memiliki poly sponsor dari Negara-Negara Teluk yg sudah mengiriminya dana. Dia ingin menyelamatkan mereka semua dari duduk perkara. Dia bersumpah dalam depan Kabah buat tetap menjaga rahasia hingga tewas," kentara Abdul Fattah.

Jejak Osama Ditemukan AS

Abdul Fattah jua mengungkap bagaimana AS menemukan Osama dalam kawasan persembunyiannya. Menurut dia, kemungkinan akbar muncul orang dekat yg mengkhianati serta memproduksi Osama ditemukan.

"Sulit buat menyusup ke lingkaran orang dekat bin Laden. Yang bisa sebagai pengawalnya hanya boleh yg dari Yaman atau Arab Saudi," katanya.

Abdul Fattah menjelaskan bagaimana AS bisa menemukan Osama. "Ada seorang saudara dari tahahan Kuwait dari Pakistan dalam Teluk Guantanamo. Dia dekat bareng bin Laden."

Dia, kata Abdul Fattah, berada dalam Kuwait dalam 2008 waktu CIA meminta pemerintah Kuwait buat nir menangkap atau melacaknya," tuturnya.

"Pria ini kemudian diperkenankan buat mengunjungi keluarganya dalam Pakistan. Saat itu jua, dia memantau telepon serta menyadap semua percakapannya," sambung Fattah. Itu semua demi menemukan Osama.

Setelah berbulan-bulan memantau pria tadi, lanjut Abdul Fattah, AS gagal menemukan rumah Bin Laden. Mereka kemudian mengorganisir kampanye vaksinasi massal buat melindungi anak-anak terhadap cacar, demi menguji DNA dari garis ayah mereka.

"Setelah intelijen AS mengetahui Bin Laden serta keberadaan keluarganya dalam kompleks Abbotabad, mereka tetapkan buat memulai agresi mereka. Bin Laden serta anak buahnya membela diri. Mereka melepaskan tembakan ke helikopter unit pasukan khusus AS Navy SEAL. 2 Prajurit AS tertembak. AS membalas tembak hingga wacana paha Osama, dia pun langsung meledakkan bom dalam sabuknya," tutup Abdul Fattah.

Kesaksian Penembak Osama

Cerita tidak sama diungkapkan pasukan AS yg menembak Osama. Pria yg tak disebutkan namanya ini berkata, awalnya muncul seorang anggota perempuan CIA yg memberitahukan, "Osama 100 % berada dalam lantai tiga rumah persembunyiannya".

Saat berhadapan bareng targetnya, si penembak mengaku kaget bareng penampakannya. Bin Laden terlihat lebih tinggi dari yg disangka -- paling tinggi dalam antara pengikutnya, berbadan kurus, janggut pendek, serta kepala pelontos.

Osama berlindung dalam pulangsang istri, Amal -- yg diduga sebagai tameng hidupnya. Penembak serta timnya bisa melihat kentara apa yg terjadi melalui kacamata berkualitas di optik tunggal malam (night vision), tetapi Osama hanya bisa mengandalkan pendengarannya.

"Ia berjalan ke depan. Aku tak memahami apakah istrinya itu memakai rompi peledak. Osama jua bisa saja meraih senjata dalam dekatnya, dari manapun dalam kamar itu. Dia adalah ancaman. Jadi aku wajib menembak kepalanya sehingga mereka tak punya kesempatan buat meledakkan diri," kata dia, misalnya dimuat Daily Mail.

"Detik itu jua, aku menembaknya, 2 kali dalam dahi. Dor! Dor! Tembakan kedua melumpuhkannya, dia kemudian jatuh ke lantai, dalam depan kawasan tidurnya. Lalu, aku menembaknya lagi, Dor! Di kawasan yg sama."

Si penembak mengaku menggunakan senjata EOTech red-dot holo sight. "Osama tewas. Ia sama sekali tak bergerak. Lidahnya terjulur ke luar."

Ia menyaksikan bareng mata kepala sendiri, Osama menghembuskan nafas terakhir. "Aku masih jangan lupa, dia menghela nafas terakhirnya. Saat itu aku berpikir, apakah ini hal terbaik yg aku lakukan, atau kebalikannya, yg terburuk."

Osama tewas mengenaskan bareng dahi pecah menciptakan huruf "V", organ dalam kepalanya merembes keluar. "Sesuatu yg orang AS tak ingin mengetahuinya." (Riz/Yus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top