Minggu, 11 Februari 2018

Sekarang, Tolong Ucapkan Alhamdulillah

Sekarang, Tolong Ucapkan Alhamdulillah

Kamu siapa...? Orang kantoran, orang rumahan, orang jalanan, orang yang belajar, orang yang bekerja, orang yang berdagang, orang yang beribadah, orang apapun.

Tolong sejenak, pejamkanlah mata. Tariklah nafas beserta lembut. Lalu, ucapkanlah beserta pelan:

Alhamdulillahirabbilalamin.. Alhamdulillahirabbilalamin... Alhamdulillahirabbilalamin...

Rasakanlah... rasakanlah... rasakanlah nikmatnya. Dengan segala kerendahan hati. Iya, hati yang rendah ... buang jauh ego diri.

Di antara kita, acapkali mendengar celoteh Alhamdulillah.

Tapi tahukah kita, kapan celoteh itu kita perlu ucapkan? Jawabnya, setiap saat. Dalam suka dan duka, saat puas atau kecewa, saat sehat atau sakit. Bahkan di saat sedang menanjak atau menurun.

Hidup, memang terdapat berhasil terdapat gagal. Mimpi dapat tercapai dapat tidak. Keinginan, terkadang dapat kita raih kadang tidak. Masalah pun dapat kita selesaikan, dapat pula tidak. Tapi satu yang niscaya, dalam keadaan apapun itu. Kita wajib tetap berucap Alhamdulillah.

Ya, Alhamdulillah. Lengkapnya, Alhamdulillahirabbilalamin.

Itulah ucapan menjadi ekspresi dan ungkapan syukur kita kepada Allah SWT. Kepada Tuhan Yang Maha Segalanya. Alhamdulillahirabbilalamin bermakna segala puji bagi Allah SWT. Sebagai bentuk pengakuan kita bahwa segala nikmat hanya milik Allah SWT, datangnya dari Allah SWT.

Mengapa Alhamdulillah?

Ya, sebab segala nikmat milik Allah SWT, hanya tiba dari Allah SWT. Kita patut bersyukur atas nikmat Allah SWT. Dan yang patut dipandang, nikmat tidaklah melulu tentang keberhasilan, kesuksesan, kesenangan atau rezeki. Nikmat artinya segala apa yang kita miliki, segala yang kita alami, segala yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. Nikmat pula berupa kasus-kasus yang dibebankan kepada kita. Ingat, semuanya tiba dari dan milik Allah SWT, yang dititipkan kepada kita. Bisa jadi cobaan, dapat jadi ujian. Mampukah kita mengembannya ?

Banyak orang mengucap Alhamdulillah hanya di saat berhasil, sukses, mendapatkan rezeki atau suka. Hal itu tidak salah. Tapi tidak sepenuhnya tepat. Alhamdulillah pantas kita ucapkan dalam kondisi dan di saat apapun. Sekali lagi, menjadi bentuk pengakuan dan kelapangan hati kita kepada-Nya.

Ucapan Alhamdulillah artinya bentuk syukur kita terhadap nikmat Allah SWT. Dalam keadaan dan kondisi apapun. Alhamdulillah artinya ungkapan syukur yang di dalamnya terdapat 2 komitmen kita; 1) berterima kasih dan 2) memuji. Sebagaimana makna celoteh hamd atau Alhamdu.

Dalam kehidupan kita acapkali berterima kasih, akan namun tidak diikuti beserta memuji.

Sebaliknya kita acapkali memuji orang lain, tanpa mau berterima kasih. Kita acapkali berterima kasih kepada orang tua, akan namun sedikit sekali memuji mereka. Kita lebih suka memuji tempat tinggal bagus, tanpa mau berterima kasih kepada tempat tinggal kita.

Nah, Alhamdulillah tidak seperti itu.

Alhamdulillah artinya ungkapan terima kasih dan kebanggaan kepada Allah SWT. Ada totalitas penghambaan kita kepada Allah. Karena segalanya hanya milik Allah SWT, tiba dari Allah. Bahkan pergi pun untuk Allah. Renungkanlah ....

Saya pernah operasi mata kanan dan kiri yang akan terjadi katarak. Sebuah empiris yang sulit saya terima. Umur belum sepuh, akan namun sudah terkena katarak. Sama sekali saya tidak menganggap  mengidap katarak. Mata yang serban buram. Saat berniat mengubah ukuran kacamata berkualitas di optik tunggal plus, ternyata Alhamdulillah (terima kasih dan maha akbar Allah), pihak optik tidak mampu  dan menyarankan saya ke dokter mata. Singkat celoteh, saya periksa ke RS Aini dan positif katarak. Lalu, saya pilih operasi dan kini Alhamdulillah (kebanggaan dan maha akbar Allah) mata kanan dan kiri saya sudah pulang normal. Alhamdulillahirabbilalamin.

Jadi, untuk apa Alhamdulillah ?

Untuk Allah SWT, pemilik segalanya. Untuk segala yang terdapat, untuk yang kita alami, untuk yang akan terjadi, dan untuk kasus yang terdapat kepada kita.

Karena segala sesuatu yang terdapat di global ini adalah kuasa Allah semata. Segala sesuatu yang terdapat di jagat raya ini hanya milik Allah SWT. Allah yang membangun. Dan menjadi pemilik, Allah SWT berhak berbuat apa saja terhadap ciptaan-Nya.

Kita seluruh tidak ingin gagal. Tidak ingin sakit. Tidak ingin kecewa.

Pasti kita tidak ingin segalanya yang tidak baik atau negatif versi kita. Tapi Allah SWT tidak demikian? Karena Allah SWT punya agenda yang lebih baik dari apa yang kita perkirakan. Itulah sikap moral yang wajib kita miliki.

Allah punya penglihatan yang paripurna, baik masa lalu dan masa yang akan tiba. Meliputi global yang terlihat dan tidak terlihat. Meliputi global akhirat. Kegagalan, sakit, kecewa artinya washilah (wahana) kita untuk lebih dekat kepada-Nya, lebih ikhtiar dan lebih tawakal. Hari ini pahit untuk esok yang lebih anggun. Seperti seorang bunda yang tega memberi obat pahit kepada anaknya yang sedang sakit? Sekalipun anaknya tidak suka dan protes, si bunda tetap memaksa. Karena pahitnya obat artinya kesembuhan dan kesehatan anaknya. Alhamdulillah.

Jadi, Alhamdulillah seharusnya bukan sekedar ucapan. Tapi Alhamdulillah artinya sikap kita. Sikap hamba kepada Allah SWT. Mari perbanyak berucap Alhamdulillah sebab sikap yang kita pilih sekarang dan esok. Sikap yang istiqomah dalam menjalankannnya.

Alhamdulillah artinya sikap syukur kita kepada Allah SWT. Sikap berterima kasih dan memuji Allah SWT. Tentu, sikap ini wajib dicerminkan melalui 3 cara: 1) melalui hati, beserta menyadari dan menyakini bahwa seluruh nikmat adalah hadiah dan berasal dari Allah SWT, 2) melalui mulut, beserta memuji sebanyak-banyaknya Allah SWT, dan 3) melalui perbuatan, beserta taat beribadah kepada Allah dan memakai setiap nikmat untuk kebaikan, selalu ikhtiar dan tawakal.

Kita, manusia artinya makhluk yang lemah. Manusia, makhluk yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Manusia hanya dapat ikhtiar. Dan sehabis itu, tawakal dalam menjalannya. Maka, berkah dan kemudahan niscaya Allah SWT berikan.

Alhamdulillah, begitulah cara Allah SWT memperkenalkan diri kepada kita.

Segala syukur hanyalah milik Allah dan seluruh makhluk bersyukur kepada Allah. Jadi, jangan berucap: saya bersyukur kepada Allah, namun segala syukur milik Allah. Karena, seluruh makhluk, seluruh ciptaan-Nya bersyukur kepada Allah SWT. Bukan hanya saya, bukan hanya kita.

Nabi Muhammad SAW bersabda: ''Perbanyaklah kalian membaca Alhamdulillah, sebab sesungguhnya beliau mempunyai dua mata dan sayap yang mendoakannya di dalam nirwana dan memohonkan ampunan kepada pembacanya hingga hari kiamat.

Camkanlah: You can when you believe - Kamu mampu waktu kamu yakin. Itu saja.

Orang kantoran, orang rumahan, orang jalanan, orang yang belajar, orang yang bekerja, orang yang berdagang, orang yang beribadah, orang apapun, ayo ucapkan Alhamdulillah .... sekarang dan esok !! Sekarang, tolong ucapkan "Alhamdulillah".

#BelajarDariOrangGoblok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top