Minggu, 11 Februari 2018

Semangat para nenek dalam Banyumas ikuti UN paket A

Semangat para nenek di Banyumas ikuti UN paket A

Lembaran ujian paket A yang diberikan beberapa menit sebelumnya, terlihat telah dibolak-pulangKarsini. Sesekali tangannya melingkari huruf pilihan dalam lbr jawaban personal komputer yang telah berada di mejanya.

Meski memakai kacamata berkualitas di optik tunggal baca, Karsini tetap mengaku nir sanggup melihat tulisan soal secara paripurna. Maklum saja, nenek enam cucunya ini telah nir memiliki kemampuan penglihatan yang cantik.

"Susah dilihatnya, relatif buram," katanya usai mengkuti ujian Kejar Paket A di Sanggar Kegiatan Belajar Kalibagor, Banyumas, Rabu (18/5).

Usia Karsini yang menginjak 68 tahun ini, menjadi fenomena menarik dalam ujian kejar paket A yang digelar di SKB Kalibagor. Karsini hanya salah satu 12 lansia yang mengikuti ujian kejar paket A yang kali pertama digelar, sehabis beberapa tahun silam di sanggar kegiatan tersebut.

Karsini mengaku, semenjak hari pertama mengikuti ujian pada 16 Mei 2016, sulit mengerjakan soal. Meski sulit alasannya adalah nir lagi sanggup melihat beserta kentara, Karsini tetap berharap sanggup lulus ujian tersebut.

Senada beserta Karsini, yang seolah ingin menyampaikan tak ada tutur telat buat sekolah, Saminem yang kini berusia 81 tahun pun terpacu mengikuti ujian nasional yang setara beserta sekolah dasar tersebut.

Kala usia senjanya, Saminem ingin agar perjuangannya buat mengikuti ujian tersebut sanggup memotivasi kaum belia buat terus belajar. "Semoga kami sanggup memotivasi anak cucu buat sekolah," ujar Saminem.

Keduanya terlihat serius dan teliti dalam mengerjakan soal ujian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Diakui Karsini, beliau mempersiapkan diri menghadapi ujian beserta mengerjakan soal-soal try out dan penasaran kepada anak cucunya.

"Saya malah nggak paham mata pelajaran apa, bagi aku seluruh sulit alasannya adalah telah lama nir memahami pelajaran. Saya sendiri hanya persiapan mengerjakan soal latihan dibantu cucu," ujar Karsini.

Penyelenggara ujian nasional kesetaraan paket A, B dan C SKB Kalibagor, Sugi Rahayu mengatakan, waktu ini tercatat 17 peserta dari 20 daftar nama yang masuk.

"Dari catatan kami, ada 3 orang yang nir sanggup ikut alasannya adalah sakit," katanya.

Menurut Sugi, UN buat paket A kali ini jumlahnya nir terlalu poly. Aika dibandingkan tahun 2006 atau 2007, kentara Sugi, jumlahnya jauh lebih poly dari sekarang dan homogen-homogen berusia lebih belia.

"Saat ini poly, mungkin alasannya adalah UN menjadi parameter kelulusan. Tetapi, waktu ini jumlahnya nir terlalu signifikan dan cenderung turun alasannya adalah UN paket A nir menjadi parameter kelulusannya," katanya.

Dia membicarakan dari 17 peserta, sebagian besar yang ikut UN tersebut berusia lanjut. Sebagian besar, berasal dari sanggar belajar di Desa Suro Kecamatan Kalibagor Banyumas.

"Mereka yang ikut ini dan usia lanjut umumnya memang orang yang buta huruf dan ingin belajar membaca. Untuk mengikuti ujian ini, mereka wajib setingkat beserta kelas 6 SD," terang Sugi.

Sugi menuturkan, buat beberapa peserta yang buta huruf atau keaksaraan fungsional, kali pertama masuk pribadi disetarakan beserta sekolah kelas 3.

"Rata-homogen yang sepuh ini kemudian ikut kelompok belajar di desanya masing-masing," jelasnya.

Diakuinya, keikutsertaan orang yang lanjut usia ini diharapkan sanggup menjadi jejak generasi penerus buat belajar. "Sebagai semangat mereka sanggup menjadi motivasi bagi semuanya buat bersekolah," tutup Sugi. [cob]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top