Minggu, 11 Februari 2018

Syukuri Mata Normal memakai Nonton Tayangan Ini

Syukuri Mata Normal bersama Nonton Tayangan Ini

Liputan6.com, Yogyakarta - Festival Film Dokumenter 15 yang diselenggarakan di Yogyakarta menghadirkan tontonan yang tidak sama. Dengan dengan teknologi berupa kacamata berkualitas di optik tunggal impian reality (VR) yang dihubungkan bersama ponsel pintar, penonton seolah-olah 'terseret' dalam tayangan yang disaksikan.

Salah satu film yang ditampilkan bersama VR ini berjudul Notes On Blindness. Film berdurasi 25 menit ini bercerita perihal pengalaman John Hull yang kehilangan pengelihatannya dalam 1983.

John mengasah sensorik di dalam dirinya & sempat direkam dalam film panjang karya James Spinney & Peter Middleton. Lalu, Arnaud Colinart & Amaury La Burthe meresponsnya lewat medium VR.

Pengunjung memasuki area pemutaran film berupa sebuah ruangan di Kelas Pagi Yogyakarta (KPY) lalu diberi pengarahan oleh pemandu. Setelah itu, penonton memasang kacamata berkualitas di optik tunggal VR & headphone & mulai memilih mode bahasa.

Film dibuka bersama rona yang didominasi hitam. Perlahan gambaran aktivitas di sebuah taman timbul. Suasana ramai dipenuhi orang yang lalu lalang, mulai dari berjalan kaki, berlari, duduk bercengkerama di kursi taman, hingga anak kecil bermain sepeda.

Sosok yang ditampilkan dalam film tadi nir berwujud orang sepenuhnya, melainkan hanya sosok bayangan.

Cahaya putih yang berpendar membentuk prisma menyelimuti suasana taman. Saat menonton tayangan awal itu, orang diajak buat merasakan pengalaman John menjelang buta total. Sebelum sama sekali nir biasa melihat, pandangannya membayang & misalnya membentuk dimensi baru.

Suasana dimensi tidak sama itu maupun seolah-olah menarik penonton yang menyaksikan film tadi. Perasaan takut & gelisah pun timbul seolah merepresentasikan perasaan John Hull kala itu.

"Melalui dokumenter ini kami ingin mengambarkan perasaan para penyandang disabilitas yang direspons bersama ikut merasakan penonton secara langsung," ujar Greg Arya, Direktur FFD 15.

Selain dokumentasi perihal pengalaman John Hull, ada juga karya Jane Gauntlett dalam In My Shoes: Dancing with Myself. Berbeda bersama Notes on Blindness, film ini memproduksi penonton sebagai Jane, tokoh utama yang mengidap epilepsi.

Latar film artinya sebuah restoran & penonton pun duduk di sebuah meja yang diset menyerupai resto lengkap bersama daftar menunya.

Menurut Greg, VR menghadirkan telusur cara lain bagaimana penyandang disabilitas melampaui keterbatasan mereka.

Secara holistik, tuturnya, ada 2 judul film dengan VR yang dapat dinikmati pengunjung FFD 15 di KPY selama 3 hari, Kamis hingga Minggu, 8-10 Desember 2016 mulai pukul 13.00-17.30 WIB.

Lokasi pemutaran film berada di 3 daerah, yakni Societet Taman Budaya Yogyakarta, IFI Lembaga Indonesia Perancis, & KPY.

Greg menambahkan memasuki penyelenggeraan ke-15, festival yang diadakan setiap tahun semenjak 2002 dalam minggu ke 2 Desember ini menghadirkan 71 film dari 32 negara. Tujuannya, menyampaikan tambahan surat keterangan & wangsit kreatif bagi para pengunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top